Hari ini Jungkook bangun terlalu awal. Dia cemas sendiri sejak malam. Teringat bahwa hari ini ia akan melakukan pengakuan pada Hyemi.
Lagi-lagi Jungkook bingung.
Biasanya ia akan menembak gadis secara spontan. Atau terkadang, Jungkook yang di tembak. Tapi kali ini berbeda. Sangat berbeda. Jungkook gugup luar biasa.
Bagaimana jika Hyemi menolaknya?
Ah, tapi tidak mungkin.
Melihat dari gelagat gadis itu yang sepertinya juga nyaman jika bersamanya. Tidak mungkin jika ia ditolak.
Mengenai taruhan, Jungkook ingin membatalkan saja rasanya. Sebab rasanya ia tak menggunakan niat taruhan ketika pendekatan dengan Hyemi.
Tapi kata Jaehyun, asal Hyemi tak tahu mengenai taruhan itu, maka Jungkook akan dapat jackpot.
Dapat motor. Dapat Hyemi juga.
"Aghhh. Pusing. Mandi saja."
.
."Eomma." Jungkook menyusul Ibunya menuju dapur. Sang ibunda nampak tengah mencuci piring setelah mereka sarapan tadi.
"Kenapa, sayang?"
"Aku ingin meminta restu," ujarnya semangat.
"Restu? Untuk apa?"
"Restu, agar apa yang Aku rencanakan hari ini berjalan dengan lancar."
"Rencana apa? Jangan aneh-aneh lagi, sayang."
"Kali ini janji tidak aneh, Eomma."
"Hahh sudahlah. Eomma restui."
"Gomawo, Eomma. Aku berangkat dulu."
🌼
Seleksi tim basket.
Tadi pagi Jungkook sudah berpesan pada Hyemi jika nanti siang ia akan melakukan seleksi basket. Dan jika bersedia, Hyemi bisa datang untuk memberikan semangat.
Disinilah Hyemi sekarang. Di tepi lapangan terbuka bersama teman-temannya. Dengan ramainya orang yang menonton.
Hyemi setia memperhatikan Jungkook berebut bola oranye. Terlihat lihai sekali.
Beberapa puluh menit terlewati untuk seleksi. Dan sorak-sorai kemenangan bergema di lapangan terbuka ini. Dengan pemenang seleksi adalah dari tim yang di kapteni oleh Jungkook.
Jiyeong dan Mijoo memekik senang. Teman mereka lolos seleksi. Hyemi tersenyum tipis, tapi bangga. Dan Miyeong, menguap malas. Dia pegal berdiri. Sedangkan tempat duduk penuh semua.
Cih, mentang-mentang anggota basket yang ikut seleksi tampan-tampan semua, jadi mereka cuci mata begitu?
Jungkook yang baru saja mendapat selamat dari Jimin, langsung menoleh bahagia ke arah Hyemi.
Bak gayung bersambut, Hyemi juga ternyata tengah menatap Jungkook dengan senyum manis.
Tak mau mengulur waktu, Jungkook berlari kecil ke arah Hyemi dan teman-temannya berdiri.
"Hyemi-ya, Aku menang," ucap Jungkook menyalurkan rasa senangnya.
Hyemi mengangguk. Masih tersenyum manis.
"Hmm, Aku tahu," balas si cantik. Tangannya terulur, memberikan satu botol air mineral dingin untuk Jungkook.
"Terimakasih."
Jungkook meminum air mineral dari Hyemi sembari tetap menatap si cantik.
Hatinya sudah mantap. Ia akan melakukan pengakuan. Tapi bukan cinta. Melainkan suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Type
FanfictionIni kisah Jeon Jungkook. Anak pemilik sekolah yang gemar memperbanyak pacar. Dia tau dia tampan. Jadi ia manfaatkan wajahnya dengan baik untuk menggaet gadis yang ia inginkan. Sampai akhirnya ia terjebak dalam taruhan yang ia dan tiga temannya buat...