"Sudah jelas kan? Anak saya tak ada salah sama sekali."
Ah, ini giliran Daechan yang ambil alih permainan.
"Anak berandal saya yang selalu mendapat peringkat terakhir ini tidak salah apa-apa. Anak anda yang malah memprovokasi anak saya dengan tuduhan tak berdasar milik anak anda. Anak berandal saya ini hanya membela temannya," ucap Daechan dengan menekankan beberapa kata di setiap kalimat.
"Dan untuk luka-luka anak anda, akan saya biayai sampai sembuh," lanjut Daechan sembari meneliti setiap lebam yang ada di wajah Heungsoo.
Yoonseo hanya bisa diam. Sudah tak punya muka untuk kembali bersikap pongah.
"Jungkook-ah, kau ini kenapa sih?"
Apa? Kenapa?
Jungkook menyorot bingung pada sang ayah yang tiba-tiba menggerutu kepadanya.
"Lain kali cari lawan yang sepantaran. Ini kenapa malah mengajak anak manja beradu tinju?" tanya Daechan pada anaknya yang kini memutar mata malas.
Ayahnya ingin main-main rupanya. Kalau begitu, akan Jungkook ladeni dengan sepenuh hati.
"Appa, benar. Dia bahkan tak melawanku sedikitpun. Tak asik sebenarnya, makanya Aku berhenti," balas Jungkook. Kini ia sudah bisa memasang senyum miringnya lagi.
"Hei, kalian menghina anakku, ya?"
"Apa bedanya dengan anda tadi, Nyonya?" balas Daechan.
"Anda sudah terlalu banyak merendahkan anak saya dari tadi. Dan apa-apaan mengenai tuduhan anda tadi? Saya bisa bawa masalah ini ke kepolisian jika anda tak bisa menahan sikap pada saya. Saya tak main-main soal ini. Bukti yang di bawa oleh teman sekelas anak saya ini sudah cukup untuk membuat nama anak anda terdaftar di kepolisian atas tuduhan mencemarkan nama baik seseorang."
Wow. Kali ini ternyata Daechan main-main dengan serius.
"Dan juga, saya bisa bermain licik dengan mengeluarkan anak anda dari sekolah saya. Lalu meminta sekolah lain untuk tidak menerima anak anda, kalau anda mau."
"Eomma," Heungsoo berujar panik mendengar setiap kalimat yang diutarakan oleh Daechan.
"Tidak bisa begitu, Tuan Jeon," tukas Yoonseo tak terima.
"Maka dari itu. Jaga sikap anda selagi saya masih bisa diajak berbicara baik-baik." jeda sejenak. Daechan terbawa emosi mengingat bagaimana wanita di seberangnya ini mencaci maki anaknya tadi.
"Juga, saya ingin semua desas-desus mengenai anak saya yang mencuri soal, hilang tak bersisa. Kalau saya masih mendapati orang-orang membicarakan hal tersebut, siap-siap saja gugatan saya layangkan pada anak anda."
Yoonseo merinding mendengar suara penuh ancaman dari Daechan.
Ia baru sadar kalau dirinya benar-benar salah dalam mencari lawan.
Dan tak ada pilihan lain selain merendah memohon maaf. "Baik, Tuan. Akan saya lakukan. Maafkan kelakuan saya dan kelakuan anak saya tadi."
Yoonseo menoleh garang pada Heungsoo yang terdiam dengan ekspresi takut. "Minta maaf," suruh Yoonseo pada Heungsoo.
Sama seperti ibunya, Heungsoo juga tak ada pilihan lain selain merendahkan diri meminta maaf setelah mempermalukan Jungkook di depan sesisi sekolah.
"Maafkan Aku, Jungkook," ujar Heungsoo.
Sebenarnya Jungkook bukan tipe laki-laki yang gila hormat. Tetapi, ketika mendapati permintan maaf dari Heungsoo, harga dirinya yang tadi diinjak-injak dengan sedemikian rupa oleh Heungsoo, kini sudah bisa sedikit tertawa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Type
Hayran KurguIni kisah Jeon Jungkook. Anak pemilik sekolah yang gemar memperbanyak pacar. Dia tau dia tampan. Jadi ia manfaatkan wajahnya dengan baik untuk menggaet gadis yang ia inginkan. Sampai akhirnya ia terjebak dalam taruhan yang ia dan tiga temannya buat...