Part-3

16.9K 1.6K 1.7K
                                    

"Maaf sayang"

Dari tadi Fino terus berusaha meminta maaf. Perkara dia mempekerjakan Carissa yang membuat Freya menjadi marah.

Fino mempekerjakan Carissa karena kinerja Carissa sangat bagus untuk perusahaannya.  Bukan berniat untuk memanjakan matanya. Lagian bagi Fino tidak ada yang lebih menarik ketimbang Freya.

"Gak ada orang lain? Kenapa harus dia?!"

"Ya karena hanya dia yang terbaik"

"Kamu muji dia?!"

Fino gelagapan di buatnya, "mana ada aku hanya bicara apa adanya sayang" elaknya

"Udah deh gak usah drama! Perkara tante girang aja mommy sama daddy sampai ribut. Buang-buang waktu!" cibir Faro kesal sebab aktivitasnya bermain game bersama Fiola harus terganggu

Fino dan Freya saling terdiam sebentar. Sebelum akhirnya mereka berdua terkekeh bersama. Keduanya seakan kebal akan mulut julid Faro.

"Anak kamu tuh"

"Iya Alen emang anak aku tapi didikan nya didikan Farel" kata Fino menghela nafas

"Bener juga sih. Ya mau gimana lagi susah jauhin Alen dari kak Farel. Kalo pun berhasil Alen tetap ketularan sifat meresahkan kak Farel" jelas Freya manggut-manggut

"Gak usah gibahin Alen mom dad. Anaknya ada disini" celetuk Faro tanpa menoleh sebab sibuk mengajarkan Fiola bermain game

"Ck Alen bisa jauhin uncle Farel?! Mommy gak suka Alen bergaul sama uncle Farel"

"Ya terus Alen harus bergaul sama siapa? Uncle Devan? Yang sifatnya kayak kulkas 35 pintu gitu?"

Freya berdecak, "bodo amat. Mommy nyerah ngasih tahu kamu"

"Tenang aunty Ana yang bakal bujuk Alen" sahut Fiola

"Good girl. Kasih tahu Alen biar jauhin uncle Farel"

"Ok aunty"

Faro mengerucutkan bibirnya kesal mematikan game di ponselnya. Bocah itu bangkit menatap sengit ke arah mommy nya.

"Mommy udah gak solid lagi sama Alen. Alen gak like" rajuk Faro melengos pergi di susul oleh Fiola

Freya menghardik bahu acuh. Wanita cantik itu memilih duduk di pangkuan suaminya yang tengah sibuk bekerja. Tak peduli dengan dia yang memakai dress.

Fino tak terganggu sedikit pun melingkar tangan kirinya di pinggang istrinya. Sementara tangan kanan nya untuk bekerja. Sesekali Fino mengecup leher istrinya.

"Kita gapapa biarin Alen pergi sendiri?" tanya Freya pelan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher suaminya.

"Aku udah suruh Max buat jaga Alen. Kamu tenang aja"

"Kapan kamu nyuruh nya? Kok aku gak tahu?"

"Sejak awal tugas Max adalah menjaga Alen sayang" kata Fino lembut menumpu dagunya di bahu Freya

"Terus aku sekarang ngapain? Ya kali aku cuma duduk kayak gini" Freya bergerak gelisah di pangkuan suaminya. Alhasil Fino mendesis pelan karena Freya berhasil memancing gairahnya.

"Jangan gerak sayang!"

"Kenapa? Kamu keberatan mangku aku?"

Fino menghela nafas, "bukan itu tapi kamu sedang memancing ku sayang"

"Oh oke aku paham" Freya segera turun dari pangkuan suaminya. Hal itu membuat Fino memasang wajah tak suka.

"Kenapa turun hm?"

Fino:After MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang