Part-23

8.9K 1.1K 1.3K
                                    

Di basement rumah sakit ada dua orang laki-laki berjalan mondar-mandir menuggu seseorang. Keduanya merasa cemas saat orang yang di tunggu tidak kunjung datang. Hingga keduanya kompak menghela nafas berat lalu saling pandang.

"Gimana bang? Udah tiga puluh menit lebih Rere belum balik. Perasaan gue juga gak enak"

"Kita susul gimana Bar? Perasaan gue juga sama. Gak biasa nya Lia kek gini"

Mereka adalah Arya dan Bara. Kedua laki-laki yang terpaksa memenuhi permintaan Freya untuk bertemu Fino. Walau sudah di larang sekalipun. Freya tetap lah Freya. Wanita dengan tingkat keras kepala yang tinggi.

"Ya udah kita susul Rere. Gue takut dia kenapa-kenapa" ajak Bara di balas anggukan oleh Arya

Keduanya lantas berlari menuju ruangan Fino. Di pertengahan jalan,Arya menghentikan langkah Bara saat netra hitam miliknya tak sengaja menangkap Fino bersama mamanya. Entah kenapa perasaan Arya berubah cemas seketika.

"Kok berhenti bang? Kan ruangan Fino ada di depan sana" kata Bara heran

"Liat sana" titah Arya pelan

Bara mengikuti arah pandang Arya. Dia mengernyit dahi melihat wajah Fino terlihat panik. Tanpa sadar kakinya melangkah mendekati Fino. Di susul Arya dari belakang.

Di depan ruang ICU,Fino tak henti-henti berdoa untuk keselamatan Freya. Berharap istri dan anaknya dalam keadaan baik-baik saja. Sungguh perasaan nya kini di landa rasa bersalah.

Andai dia berhasil menyelamatkan Freya. Maka anak dan istrinya tidak akan bertaruh nyawa di dalam ruang ICU. Sayang semua hanya tinggal andai. Kini Fino hanya bisa menyesali semuanya.

"Freya pasti baik-baik aja. Percaya sama mama" ujar Nadya lembut berusaha menenangkan sang putra

"Fino takut mah. Gimana kalo Atha--" nafas Fino tercekat di tenggorokan. Laki-laki itu tak sanggup melanjutkan kalimatnya. Pikiran negatif mulai bersemayam di otaknya. Ada ketakutan teramat besar yang sedang melanda hatinya.

"Gak boleh berpikiran negatif. Kamu berdoa aja yang terbaik buat Freya" tutur Nadya menepuk pelan bahu sang putra.

"Lia kenapa?"

Nadya dan Fino sontak menoleh kesamping. Tubuh Fino menegang melihat Arya berjalan mendekati nya dengan tatapan dingin. Aura Arya benar-benar membuat Fino merasa ketakutan. Takut Arya marah padanya.

"Kok diem Fin? Kita butuh penjelasan dari lo. Rere gak kenapa-kenapa kan?" ujar Bara memastikan

"Siapa yang ada di dalam ruang ICU?" tanya Arya dingin ketika Fino tak menjawab perkataan Bara

Nadya menghembuskan nafas berat kala sang putra tak kunjung menjawabnya. Wanita paruh baya itu menarik tubuh Fino agar berdiri di belakangnya. Dia menatap Arya berusaha untuk tersenyum.

"Mohon jangan marah sama anak saya..." Nadya menghela nafas sebelum melanjutkan kalimatnya "Freya kecelakaan"

"Bangsat!" umpat Arya dan Bara berbarengan

Kedua laki-laki itu menggeram marah memandang Fino. Sementara yang di tatap malah membuang muka enggan untuk memandangnya balik. Tanpa berbicara pun,Fino tahu Arya dan Bara tengah menahan emosinya.

"Gimana bisa hah?! Lia tadi baik-baik aja. Kenapa setelah ketemu lo bisa kecelakaan? Jawab brengsek!!" sarkas Arya mendorong kuat tubuh Fino hingga membentur tembok.

Nadya memekik kencang saat putranya meringis sambil memegang kepalanya. Wanita paruh baya itu kasihan akan kondisi sang putra yang masih lemah harus menerima kemarahan Arya.

Fino:After MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang