Part-24

8.6K 1.1K 716
                                    

Cuaca terlihat sedikit mendung  di suasana sebuah pemakaman. Banyak orang terutama orang terdekatnya mengantar sosok wanita cantik ke peristirahatan terakhirnya. Meninggalkan duka mendalam bagi orang-orang di sekitarnya.

               Freya Athalia W
                          binti
               Danu Wiratama

Begitulah tulisan papan kayu di atas gundukan tanah tersebut. Kini semuanya tinggal kenangan. Sosok wanita cantik bersama calon anaknya itu telah pergi untuk selamanya ke pangkuan sang Tuhan. Meninggalkan keluarga nya tanpa sepatah kata.

"Putriku hiks hiks. Dia pergi" racau Sita di pelukan Danu. Air matanya terus mengalir deras sedari tadi berdiri di samping makam putrinya. Dia masih tidak rela dengan kepergian putrinya.

Danu sebagai suami hanya mengelus punggung istrinya. Pria paruh baya itu diam enggan mengeluarkan suara. Namun matanya tidak bisa bohong ada raut kesedihan yang terlihat jelas di dalamnya.

Putri kesayangan nya telah pergi.

Kenyataan yang harus Danu terima walau sangat berat untuk menerimanya. Dia merasa putrinya terlalu cepat pergi. Sebab sang putri baru saja menikah beberapa bulan lalu.

Semoga putri ayah bahagia di surga batin Danu

Bukan hanya kedua orang tua Freya yang sedih,para sahabat dan kerabatnya juga merasakan hal yang sama. Terbukti mereka semua menangis sesegukan sembari menatap makam Freya. Bahkan semua anggota Alaskar ikut hadir mengantarkan sosok ibu ketua ke peristirahatan terakhirnya.

Aldo jongkok sembari mengusap papan kayu di hadapannya. Laki-laki itu tersenyum miris menatap nama sepupunya di papan kayu tersebut. Dia masih tidak rela sosok sepupu kesayangan nya telah pergi.

"Gue akan cari tahu siapa dalang di balik kecelakaan lo,Ya! Gue bisa jamin orang itu bakal merasakan kematian yang sama seperti lo rasain!" tekad Aldo mengepalkan tangan nya kuat-kuat.

Arya dan Bara yang tak sengaja mendengarnya hanya diam. Tapi di lihat dari tatapan keduanya seolah tengah menyiratkan sesuatu. Entah apa maknanya.

Beberapa menit kemudian,satu per satu dari mereka mulai meninggalkan pemakaman. Terutama Sita yang hendak pergi tapi kakinya seakan sulit di gerakkan. Mau tak mau Danu memaksa sang istri untuk pergi.

Ke empat sahabat Freya dan mantan inti Alaskar dan semua anggota Alaskar ikut pergi. Walau mereka masih sulit menerima kepergian Freya. Menyisakan Arya,Aldo,Bara dan-- Faro. Ya bocah itu ada di pemakaman sang mommy.

Faro tengah berdiri menatap datar makam sang mommy. Namun matanya tidak bisa berbohong bahwa dia sangat kehilangan sosok Freya dalam hidupnya. Bocah itu hanya tidak mau terlihat lemah di depan Arya,Aldo serta Bara.

"Masih mau di sini?" tanya Bara menepuk pelan pundak Faro. Di jawab anggukan kepala oleh bocah itu.

Bara mengangguk paham, "om tunggu di mobil. Jangan lama-lama ok!"

Arya,Aldo serta Bara menghela nafas saat Faro tidak mengeluarkan suara. Ketiganya paham apa yang sedang di rasakan oleh Faro. Lalu mereka melangkahkan kaki meninggalkan Faro berdiri sendirian di samping makam Freya.

Sepeninggalan ketiganya,Faro jongkok secara perlahan-lahan. Tangannya terulur menyentuh gundukan tanah di depannya. Satu bulir air mata lolos begitu saja dari pelupuk matanya tanpa bisa di cegah. Mengalir deras bagai sungai.

Faro menangis di makam sang mommy.

Tubuhnya bergetar hebat mendekap erat papan kayu bertuliskan nama mommy nya. Seakan ingin menyampaikan kesedihannya. Siapa saja yang melihat akan merasa kasihan pada bocah itu.

Fino:After MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang