"Gak usah teriak! Ayya gak tuli."
Farel melongo memandang Fallona dari atas sampai bawah. Laki-laki itu masih tak percaya Fino memiliki anak lagi. Setahunya Fino belum menikah lagi setelah istrinya meninggal. Tapi sekarang ada anak yang mengaku sebagai anak Fino. Kapan buat nya coba? Pikir Farel.
"Mau di colok beneran tuh mata hah?!"
"Galak amat! Gue gak yakin lo anaknya si Fino. Ngaku-ngaku kan lo, cil!" tuduh Farel memicingkan matanya
"Bukan urusan uncle! Pergi sana. Ngerusak pemandangan tau gak!"
"Tuh kan bener. Lo gak mungkin anak nya si bos. Sifat kalian beda jauh. Apalagi sama Faro."
"We are different! So uncle gak berhak menyamakan kita." sarkas Fallona tak suka. Aura bocah cantik itu seketika berubah menyeramkan. Matanya menajam, bibir membentuk seringai kecil dan sikap angkuh Fallona persis seperti Fino ketika marah. Itulah gambaran Farel tentang sosok Fallona. Dia sekarang merasa yakin Fallona memang benar anak nya Fino.
"J-jadi beneran cil? Tapi siapa emak lo coba? Kan gak mungkin si bos buatnya sendirian. Ya kali tiba-tiba jadi anak gitu aja. Secara prosesnya harus membutuhkan dua orang yang saling berteriak merdu di malam hari."
Fallona menaikkan satu alisnya merasa tidak paham akan maksud omongan Farel, "buat? Proses? Saling berteriak? Maksudnya?"
Farel menepuk dahinya. Menyadari ucapan nya sudah kelewatan. Bisa habis dirinya jika Fino tau. Sontak laki-laki itu bergidik ngeri ketika otak nya membayangkan sesuatu yang tidak-tidak.
"Bukan apa-apa cil. Lupain yang tadi. Sekarang mana your daddy? Belum bangun kah?" ujar Farel mengedarkan pandangan ke penjuru ruangan.
"Punya kaki kan? Cari aja sendiri." tukas Fallona menghardik bahu. Menuju ruang tamu tak peduli dengan Farel yang menggerutu kesal di tempat.
"Etdah tuh bocil bener-bener emang!" decak Farel kesal berkacak pinggang. Niatnya datang untuk memberi undangan pernikahannya. Malah di kejutkan dengan kabar Fino sudah memiliki anak segede gaban.
Fallona menatap aneh sosok Farel yang terus berbicara sendiri sedari tadi. Dalam hati bertanya-tanya apakah Farel waras atau tidak. Daripada mengamati Farel, bocah cantik itu beralih mengambil ponsel berlogo apel gigit miliknya di atas nakas samping sofa.
"WOYY BOS. BANGUN LO! FAREL YANG TAMPAN INI CAPEK BERHADAPAN SAMA ANAK LO YANG GALAK NYA MINTA AMPUN!"
Bukk
Sebuah bantalan sofa mendarat mulus tepat mengenai wajah Farel. Hasil lemparan dari Fallona yang tak terima atas teriakan Farel menjelekkan dirinya. Di tambah bocah cantik itu merasa kesal karena Farel mengganggu dirinya hendak menghubungi mommy nya. Dan sekarang tidak jadi sebab mood nya berubah.
"Astagfirullah cil. Bersoda eh berdosa lo sama uncle! Nanti nangis kalo uncle balas."
Bukk
Hampir saja sandal mahal ala rumahan milik Fallona mengenai wajah Farel. Beruntung nya Farel berhasil menghindar. Jadi wajah tampan nya masih bisa di selamatkan.
"Uncle nantangin Ayya?!"
"Iya, kenapa? Lo takut cil? Yaelah baru gitu doang udah takut. Lemah!" ledek Farel menjulurkan lidahnya. Hanya sekedar bercanda.
Fallona menggeram marah melempar ponsel berlogo apel gigit miliknya tepat mengenai hidung Farel. Menyebabkan laki-laki itu meringis kesakitan seraya memegangi hidungnya. Yang sudah pasti memerah. Bersyukur ponsel Fallona tidak papa.
"Ayya gak pernah takut! Ayo kita duel. Uncle bisa pilih senjata apapun. Pistol, pisau, senapan atau panah pun bakal Ayya jabanin. Ingat satu hal, Ayya benci di bilang lemah!!" desis Fallona tersulut amarah. Karena Freya mendidik Fallona dengan sangat baik. Dimana umur 3 tahun Fallona sudah di ajarkan beladiri dan pengenalan senjata. Itu Freya lakukan agar Fallona bisa menjaga diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fino:After Marriage
RomanceSequel FINO Berkisah tentang kehidupan pernikahan romantis Fino Axelian bersama sang istri,Freya Athalia. Dimana Fino harus bisa bersikap dewasa,bertanggung jawab dan menjadi suami yang baik untuk sang istri. Membangun sebuah rumah tangga impian nan...