Part-26

7.8K 899 153
                                    

Kehilangan.

Satu kata penuh makna yang mampu mengubah kehidupan Fino. Bagaimana tidak? Akibat kesalahannya yang terlalu fatal membuat dirinya harus menelan kenyataan pahit bahwa wanita yang amat di cintai telah berpulang ke sisi Tuhan. Satu kenyataan yang sangat sulit ia terima.

Rasanya Fino tidak sanggup hidup usai kehilangan istri tercinta. Lagian percuma saja dia hidup sementara alasan nya tetap hidup telah pergi. Namun kehadiran Faro mampu membuat laki-laki itu mengurung kan niatnya menyusul sang istri.

Ya hanya Faro.

Satu-satunya alasan Fino masih mau bertahan hidup. Jika bukan karena Faro sudah pasti dia akan menyusul sang istri sejak di nyatakan meninggal. Dirinya hanya tidak mau Faro kehilangan sosok orang tua untuk kedua kalinya.

Mengingat Faro,putra tunggal Alex Fernando itu menghembuskan nafas berat sembari menikmati angin malam yang menusuk kulitnya. Memejamkan mata seraya mengeratkan pegangan tangannya pada pembatas balkon.

Tanpa sadar Fino meneteskan air mata ketika mengingat sang istri dan calon buah hati mereka telah pergi. Belum lagi bayang-bayang sang istri tertabrak mobil tepat di depan matanya selalu menghantui nya setiap saat. Seolah mengatakan bahwa itu adalah salahnya.

Faktanya memang begitu bukan?

Fino tersenyum kecut memegang dadanya yang tidak tertutup sehelai benang pun. Merasakan rasa sesak yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Rasa sesak yang tidak sebanding dengan luka yang ia torehkan pada sang istri.

"Maaf" hanya kata itu yang keluar dari mulut Fino setelah semua yang terjadi. Dia cuma bisa menyesali kekhilafan nya waktu itu. Namun sayang waktu tidak bisa di putar.

Dirinya menyesal? Sangat.

Mau bagaimana lagi nasi sudah jadi bubur. Takdir Tuhan sudah berkehendak. Yang bisa Fino lakukan sekarang adalah memperbaiki semua kesalahannya. Walau sangat sulit nantinya. Terutama mendapat maaf dan menghapus kebencian sang putra padanya pikir Fino.

"Kenapa gak pake baju Fin?"

Suara lembut terselip kekhawatiran di dalam nya membuyarkan lamunan Fino. Tanpa menoleh laki-laki itu sudah tahu siapa yang bertanya demikian. Siapa lagi kalo bukan istri pengusaha ternama Alex Fernando.

"Pergi mah. Fino lagi mau sendiri" usir nya

Nadya menghela nafas mendekati sang putra, "Mama khawatir sama kamu. Mama takut kamu bu--"

"Gak akan kalo itu yang mama takutin! Fino yang sekarang udah beda sama yang dulu" potong nya cepat

"Really? can mama hold your words after what you did with Freya?"

Nafas Fino tercekat tak sanggup membalas ucapan mamanya. Kata-kata sang mama barusan seolah menampar dirinya. Dari segi manapun dia sudah banyak melanggar omongan nya sendiri.

Nadya terkekeh pelan melihat kebungkaman Fino. Wanita itu berdiri di samping putranya seraya memandang lurus ke depan. Terjadi keheningan di antara keduanya.

"Apa kesalahan Fino begitu fatal mah?" lirih nya memecah keheningan

"Sangat fatal!"

"Seberapa fatal?"

"Terlalu fatal hingga kamu harus menanggung semuanya. Kehilangan Freya,calon anak kamu, kebencian Faro dan keluarga Wiratama, and last kehilangan kepercayaan mama serta papa. Semuanya Fin!" jawab Nadya tegas tanpa menatap sang putra membuat Fino terdiam

"Sejak awal mama udah bilang kendalikan diri kamu! Jangan bermain api. Sekali kamu mencoba maka kamu akan menghancurkan semuanya. Sama seperti sekarang! Jika sudah terjadi kamu hanya bisa menyesali"

Fino:After MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang