Part-9

12.1K 1.5K 1.9K
                                    

Nadya menangis sesegukan di pelukan suaminya. Wanita paruh baya itu tak berhenti menangis menerima fakta cucunya telah tiada. Bahkan Freya yang sadar dari pingsannya ikut menangis.

Di depan ruang ICU terdapat inti Alaskar yang juga merasakan kesedihannya di tinggal ponakan mereka,Faro. Terlebih lagi Devan yang begitu menyayangi Faro masih tidak terima akan kepergian sang keponakan.

Namun mereka hanya bisa menangis untuk melepas kepergian Faro. Tidak bisa mengubah takdir bahwa bocah yamg selalu menghiasi kebersamaan mereka selama ini telah pergi untuk selamanya. Meninggalkan semua kenangannya.

"Alen gak mungkin pergi kak. Dia masih hidup. Semua ini pasti bohong hiks hiks" racau Freya memukul-mukul dada bidang suaminya. Fino sendiri hanya diam membiarkan istrinya berbuat sesuka hati.

Dalam diam nya laki-laki itu sangat terluka dengan kepergian sang putra. Fino bahkan sampai mengeluarkan air mata kala mendengar putranya telah tiada.

Sekali lagi mereka tidak bisa melakukan apapun untuk mengembalikan nyawa Faro. Semua hanya bisa menerima takdir dari sang pencipta.

"Gue masih gak percaya Faro pergi. Pasti ini cuma prank dia. Gue yakin seratus persen" kata Kevin tersenyum miris

"Gue juga gak mau percaya Kev. Tapi Faro beneran udah pergi ninggalin kita semua. Udah gak ada lagi ponakan kita yang julid. D-dia pergi Kev" sambung Marcel bergetar

Dave menggigit bibir bawahnya, "gue gak pernah rela Faro ninggalin kita Cel. Dia hanya tidur bukan meninggal. P-percaya sama gue"

"Jangan gitu Dave. Lo harus ikhlas melepas kepergian Faro. Mungkin ini yang terbaik buat dia" faktanya Farel enggan menerima kepergian Faro. Di antara uncle yang lain cuma dia yang sangat kehilangan atas kepergian Faro.

Farel lah yang selalu membuat Faro kesal dan mengajarkan Faro berbagai hal. Maka tak heran Farel sulit melepas kepergian Faro. Baginya Faro adalah ponakan yang paling dia sayang.

"Uncle minta maaf cil. Maaf untuk semua sikap uncle yang bikin lo kesel. Uncle lakuin itu karena uncle sayang sama lo. Uncle cuma pingin menciptakan momen berdua kita" gumam Farel sendu

Sam,Alfi dan Devan masih diam tanpa suara. Mata ketiganya tak lepas dari pandangan dokter yang tengah melepas alat medis di tubuh Faro.

Karena tidak sanggup melihatnya Devan memutuskan untuk pergi. Dia sangat tidak rela Faro pergi meninggalkan semuanya termasuk dirinya.

"Lo yakin cil ninggalin uncle? Padahal uncle mau ngajarin lo jadi fuck boy loh. Tapi kenapa lo malah pergi cil. Jadi gagal kan niat uncle" ujar Farel terkekeh pelan dengan omongannya. Berbanding terbalik dengan hatinya.

Sam dan Alfi merangkul bahu Farel saling menguatkan. Keduanya mengerti bahwa Farel sangat kehilangan Faro.

"Ponakan kita pergi Sam,Al. Kita udah gak bisa lagi main sama dia. Nanti juga gak ada yang julid kita plus bikin kita kesel. Pasti sepi kalo gak ada Faro" cerocos Farel tersenyum miris

"Itu udah pasti Rel. Semua bakal berubah. Kehadiran Faro akan menjadi momen yang gak pernah kita lupakan. T-tapi Tuhan lebih sayang dia" sambung Alfi menghembuskan nafas

Sam mengangguk, "pasti sepi banget nanti. Kan Faro emang mood booster buat kita. Kalo gak ada dia rasanya kayak ada yang kurang gitu"

"Em yeah mau gimana lagi. Udah takdirnya Faro pergi. Ikhlas gak ikhlas kita harus ikhlas" imbuh Farel menampilkan senyuman paksa

Sam,Alfi dan Farel kompak saling merangkul. Ketiganya berusaha untuk tersenyum di tengah kesedihan mereka.

Fino:After MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang