Part-31

7.7K 1K 406
                                    

Fino meneguk segelas wine di tangannya hingga tersisa sedikit. Matanya memandang lurus ke depan seraya menunggu seseorang. Laki-laki itu sedang berada di rooftop mansion miliknya guna menenangkan diri.

 Laki-laki itu sedang berada di rooftop mansion miliknya guna menenangkan diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia menggeram marah tatkala orang yang di tunggu tak kunjung datang. Fino memilih berjalan pelan menuju pembatas rooftop. Memandangi jalanan ibukota dari atas sana.

"Kemana saja dia?!" desis Fino menahan amarah sembari mengeratkan pegangan nya di pembatas rooftop.

Selang beberapa menit menunggu,Fino bisa mendengar langkah seseorang yang sedang mendekati dirinya. Laki-laki itu melirik nya sebentar lalu tersenyum sinis.

"Maaf tuan. Saya sedikit terlambat"

"Terlambat 10 menit heh?" sinis Fino memutar tubuhnya setelahnya bersandar pada pembatas rooftop. Matanya memandang tajam sosok laki-laki berperawakan tinggi yang usianya terpaut jauh darinya.

"Maaf tuan. Tadi ada masalah--"

"Masalah huh? Perlu saya bantu?!"

Max menggeleng cepat, "tidak tuan. Saya sudah menyelesaikannya"

"To the point!!"

"Begini tuan,saya sudah menemukan ke empat gadis yang telah menyiksa nona Carissa"

"Siapa?" tanya Fino menaikkan satu alisnya

"Mereka adalah sahabat nona At--maksud saya nyonya Freya" jawab Max gelagapan sampai salah menyebut nama istri bosnya

"Kau yakin?"

"Sangat yakin tuan. Saya sudah membuktikannya sendiri. Tadi sore kebetulan saya mendengar pembicaraan tuan Marcel dengan tuan Kevin. Keduanya bercerita bahwa kekasih masing-masing yang turun tangan langsung membalaskan kematian nyonya Freya"

Fino sudah menduganya dari awal. Sahabat dari istrinya itu akan berbuat sesuatu atas kematian istrinya. Mereka tentu tidak akan terima salah satu sahabatnya tewas begitu saja.

"Di suruh siapa?"

"Saya kurang tau tuan. Sahabat nyonya Freya menutup rapat-rapat orang yang menyuruh mereka"

Fino manggut-manggut, "ada yang mereka rencanakan lagi?"

"Ada tuan. Mereka berempat berencana pergi keluar negeri untuk menemui seseorang"

Max terkekeh geli kala mengingat dirinya bersusah payah menyelinap masuk ke dalam kamar Reena untuk memasang alat penyadap pada ponsel Reena. Demi menjalankan tugas dari bosnya agar berhasil.

"Kemana? Apa alasannya?"

"Kalo tidak salah ke Jerman tuan. Ada rencana besar yang akan mereka lakukan"

"Kau tau itu apa?" tanya Fino berjalan ke salah satu sofa. Tak lupa menyuruh Max untuk duduk.

"Belum tau tuan. Saya berjanji akan mendapatkan jawabannya" Max meringis kecil melihat tatapan tajam dari bosnya, "em saya minta maaf untuk itu tuan"

Fino:After MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang