Part-27

7.4K 921 356
                                    

"Sialan!"

Umpatan demi umpatan terus keluar dari bibir cantik seorang gadis--ralat wanita yang baru saja memasuki club mewah di ibukota. Baru tiba saja sudah banyak laki-laki hidung belang yang menggodanya. Kalo bukan mengingat misinya,dia sudah  menonjok satu per satu wajah laki-laki hidung belang yang terang-terangan menggodanya.

Belum lagi aroma wine yang sangat terasa di hidungnya membuat dia merasa mual. Di tambah banyak orang yang meliuk-liukkan tubuhnya di bawah lampu kelap-kelip semakin membuatnya pusing kepala. Hell no! Dia begitu karena sedang hamil muda.

Wanita itu adalah Didi.

Didi memang sedang mengandung darah daging suaminya,Dave. Maka dari itu dia memilih menggunakan dress ketimbang celana. Sekaligus menjalankan larangan yang di berikan suaminya untuk tidak menggunakan celana.

For you information,Didi dan Dave memang sudah menikah sekitar tiga hari yang lalu di KUA. Di hadiri oleh keluarga mereka saja. Kebetulan sahabat mereka belum ada yang tau. Untuk resepsi keduanya akan menggelarnya sekitar dua minggu lagi sebelum perut Didi semakin membesar.

"Fokus Di! Target berada di arah jam 12. Jangan sampai lengah"

Suara earpiece terdengar di telinga Didi. Matanya langsung terfokus pada satu objek perempuan yang tengah duduk di mini bar. Hembusan nafas berat seketika keluar dari bibirnya.

"Gue udah liat pelakunya! Sekarang gue harus ngapain?"

"Bawa si pelaku menjauh dari banyak orang. Arahin dia toilet wanita. Gue sama Fanya ada di sini. Lo bisa kan Di?"

"Gue usahain"

Komunikasi mereka terputus. Didi segera melangkahkan kakinya menuju mini bar. Dia harus menahan nafas susah payah melewati kerumunan banyak orang agar tidak mual di tempat. Mengingat pelakunya berada cukup jauh dari tempat dirinya berdiri.

"Diandra bukan?"

Didi yang ingin menghampiri pelakunya harus terhenti saat seseorang mengajak berbicara. Dengan pelan-pelan wanita itu menoleh ke belakang. Sontak dalam hati dia mengumpat melihat sosok laki-laki yang notabene nya adalah teman kerja suaminya.

"Eh pak Gavin" ujar Didi cengengesan

"Kamu di sini juga Ra? Sama siapa? Suami kamu?"

Didi meringis pelan, "iya pak. Kebetulan saya di sini sama temen. Bapak sendiri ngapain di sini?"

"Hanya sekedar menenangkan diri" jawab Gavin terkekeh

"Sendiri? Atau sama pacar kesini?"

"Saya sendiri Ra. Lagian saya masih single belum punya pasangan"

Saat Didi ingin mengeluarkan suara nya lagi,earpiece di telinga keburu berbunyi. Dirinya menepuk dahi setelah sahabatnya mengingatkan tujuan nya kesini. Gavin sendiri bingung dengan tingkah perempuan di depannya.

"Are you okay Ra?"

"Aduh gimana ya pak. Saya bingung mau jelasin nya"

"Ya udah jelasin pelan-pelan"

"Em intinya saya harus pergi pak. Ada urusan yang saya urus. Nanti kita bicara lagi" ujar Didi sedikit berlari menjauh dari Gavin. Hingga laki-laki itu semakin bingung ada apa.

Gavin menghardik bahu acuh. Dia memilih kembali ke tempatnya semula. Namun entah kenapa hatinya ingin tergerak mengikuti kemana pergi nya Didi.

"Sialan kamu Gav! Ingat Ara bukan urusan kamu"

Gavin memang bilang begitu. Tapi kakinya seolah berjalan sendiri mengikuti Didi. Dia hanya tidak mau Didi kenapa-kenapa. Itu saja.

"Cepet banget ilangnya" gumam Gavin celingak-celinguk mencari keberadaan Didi yang mendadak menghilang dari pandangan nya. Karena tak mau Didi kenapa-kenapa,dia segera menghubungi Dave.

Fino:After MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang