Part-11

13.3K 1.3K 1.4K
                                    

3 minggu kemudian

Freya menghembuskan nafasnya melihat kondisi putranya dari luar. Belum ada perkembangan mengenai kondisi Faro sejak tiga minggu belakangan. Faro masih terbaring lemah di ruang ICU.

Fino ikut merasa sedih sama seperti istrinya. Hatinya tak henti-henti merasa bersalah atas kelalaiannya dalam menjaga Faro. Di depan kaca ruang ICU,laki-laki itu memandang Faro yang masih senantiasa berkelana di alam bawah sadarnya.

Dan mengenai pelakunya sudah di kasih pelajaran yang setimpal oleh Alex. Ayah dari Fino itu memberi pelajaran dengan menembak seluruh organ tubuh pelakunya tanpa terkecuali. Lalu membakarnya hingga tak tersisa.

Namun satu fakta yang baru di ketahui adalah pelakunya yang sesungguhnya bukan yang di tembak mati oleh Alex. Melainkan hanya orang suruhan. Itu berarti Alex belum membunuh pelaku yang sebenarnya.

"Kapan Alen sadar kak?" tanya Freya pelan

"Kita berdoa yang terbaik buat Alen sayang"

Freya menyandarkan kepalanya di bahu Fino, "aku gak tega liat Alen di pasangin peralatan medis gitu. Kangen juga sama Alen yang selalu buat kita kesel--"

"Udah jangan di terusin. Nanti kamu sedih lagi. Kasihan baby kita"

"Harusnya Alen seneng denger kabar bahwa dia akan jadi abang. T-tapi dia--"

"Gapapa sayang. Pasti Alen bakal sadar terus kita kasih tahu dia" ujar Fino lembut memberi kecupan ringan di pucuk kepala istrinya.

"Aamiin kak. Em soal pelaku nya gimana? Papa udah tahu siapa dalang yang sebenarnya?"

Fino menghela nafas, "belum sayang"

"Kenapa? Tumben?"

"Pelakunya sulit di lacak. Aku juga merasa kali ini bukan sekedar musuh perusahaan aku. Tapi ada hubungannya sama kamu!"

"Aku? Kok bisa?" Freya menggiring Fino untuk duduk di kursi tunggu. Wanita itu menatap lekat mata suaminya meminta penjelasan lebih lanjut.

"Papa bilang pelaku penembakan Alen ada hubungannya sama masa lalu kamu"

"Tunggu dulu,masa lalu aku? Emang ada apa dengan masa lalu aku? Jujur aku gak pernah punya masalah sama seseorang di masa lalu"

Fino memandang lurus ke depan, "aku gak tahu pastinya. Yang aku pikirin saat ini adalah siapa orangnya?!"

"Aku makin bingung deh kak. Aku gak pernah nyari masalah sama siapa pun entah di masa lalu atau sekarang! Gimana bisa ada hubungannya sama aku?!"

"Jangan di pikirin terlalu berat sayang. Ingat kamu gak boleh stress! Kamu lagi berdua sama anak kita" ujar Fino mengalihkan perhatian istrinya. Laki-laki itu mengelus perut Freya.

Freya mendengus, "ck ini gak berat buat aku. Jadi kamu tenang aja. Toh aku juga tahu mana baik dan buruk buat anak kita"

"Bukan gitu--ok apa yang ingin kamu tahu lagi" putus Fino menghembuskan nafas berat. Lebih tepatnya malas berdebat dengan Freya demi menjaga hormon hamil istrinya yang suka berubah-ubah.

"Intinya aku masih gak percaya semua ini berkaitan sama aku"

"Terus kamu maunya gimana hm?"

"Ish kok malah nanya sih! Yang aku mau penjelasan kamu lebih rinci lagi. Siapa tahu aku bisa tahu pelakunya gitu loh"

"Em kata papa sih pelakunya seorang perempuan. Tapi aku belum tahu siapa orangnya"

Freya mengernyit dahi seolah berpikir siapa yang di maksud oleh suaminya. Namun satu hal yang pasti hati Freya entah kenapa tertuju pada satu nama perempuan di masa lalunya.

Fino:After MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang