Part-18

10.1K 1.2K 1.4K
                                    

Satu minggu berlalu. Semua telah berubah. Keadaan Freya jauh dari kata baik. Wanita itu berubah menjadi sosok pendiam sekaligus tertutup. Tidak ada Freya yang dulu.

Sama seperti sekarang,Freya hanya berdiam diri menatap luar jendela kamarnya. Bahkan hampir setiap hari. Dia sedang berada di kediaman orang tuanya,tepatnya di Semarang. Yang kebetulan sedang ada acara keluarga dua hari yang lalu.

 Yang kebetulan sedang ada acara keluarga dua hari yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Banyak perubahan yang bisa di lihat dari wanita itu. Tubuhnya terlihat kurus,wajah pucat serta pandangannya penuh kekosongan. Seolah menyiratkan hidupnya tidak baik-baik saja.

"Dek"

Panggilan lembut dari seseorang tak membuat Freya menoleh. Fokus bumil satu itu hanya pemandangan di depannya. Seakan pemandangan di depannya lebih menarik dari apapun.

"Jangan murung terus. Mau sampai kapan kamu kayak gini hm?"

Freya menghardik bahu acuh membalasnya. Dia masih diam tidak bergeming sedikit pun. Tak peduli dengan keberadaan abang sepupunya.

"Ayolah dek. Jangan gini terus. Kamu enggak kasihan sama Faro yang butuh kasih sayang kamu. Kasihan dia selama satu minggu ini ikut sedih mikirin kondisi kamu" bujuk Arya duduk di tepi ranjang

Mendengar putranya di sebut,Freya langsung menoleh. Tatapannya pun berubah sendu. Mampu membuat Arya khawatir.

"Gapapa dek. Faro paham kamu ada masalah. Tapi jangan terus larut dalam kesedihan kamu. Ingat Faro tetep anak kecil yang membutuhkan kasih sayang ibunya" jelas Arya tersenyum tipis

Freya mengangguk singkat, "makasih bang dan maaf buat sifat Lia belakangan ini bikin khawatir semuanya"

"Jangan minta maaf ini bukan sepenuhnya salah kamu. Abang selalu ada di samping Lia"

Freya tersenyum tipis sembari merentangkan tangannya. Arya yang paham,sigap memeluk tubuh adik sepupunya. Alhasil keduanya berpelukan cukup lama.

"Mommy"

Arya melepas pelukan keduanya setelah mendengar suara Faro. Laki-laki itu mengelus sebentar rambut Freya sembari tersenyum tipis.

"Abang keluar. Kamu bisa ngobrol berdua sama Faro. Ingat jangan murung lagi!"

"I will try" balas Freya mengulum senyum. Arya manggut-manggut, "abang keluar dulu"

Sepeninggalan Arya,Faro mendekati sang mommy dengan tangannya menggendong seekor kucing lucu. Kucing yang di belikan oleh Bara untuk menemani bocah itu saat merasa sendiri.

"Mommy apa kabar? Jangan sedih terus dong. Alen ngerasa kesepian mom tau" ujar Faro memecah keheningan duduk di samping sang mommy

"Maaf boy" gumam Freya bergetar memeluk tubuh putranya dari samping. Menumpu wajahnya di bahu Faro. Setetes cairan bening keluar dari pelupuk mata Freya.

Fino:After MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang