Reena mendesis pelan setelah selesai mengikat si pelaku di kursi. Di belakangnya ada Naya dan Didi yang duduk seraya meneguk minuman. Membiarkan Reena mengurus si pelaku.
Ketiganya baru tiba di sebuah gedung tua di pinggiran kota. Mereka sengaja memilih tempat itu agar tidak ada yang bisa menolong si pelaku. Mengingat tempatnya jauh dari jangkauan para penduduk.
"Nyusahin tuh orang" gerutu Reena melirik ke arah si pelaku. Lalu duduk di antara Naya dan Didi.
"Ya emang nyusahin Na. Kalo bukan buat balas dendam gue juga ogah kali"
"Sama demi Freya gue terpaksa ikut"
Reena menyandarkan punggungnya di sandaran kursi, "nikmati ajalah kapan lagi kita bisa kayak gini"
"Mau gimana lagi" Naya memandang lurus ke arah si pelaku "btw Fanya gimana? Kok dia belum nyampe?"
"Paling bentar lagi"
"Terus kita ngapain sekarang? Ya kali duduk-duduk doang kayak gini" celetuk Didi
Reena menghardik bahu acuh. Naya hanya diam tanpa menjawabnya. Alhasil Didi berdecak kesal karena di abaikan.
"Satu per satu orang mulai mengeluarkan sifat aslinya"
Didi dan Naya menoleh ke arah Reena yang berkata demikian. Kedua gadis itu bingung apa maksud omongan Reena. Sementara Reena mengetuk-ngetuk telunjuknya ke atas meja.
"Sekarang ini orang-orang terdekat Freya gak ada yang bisa di percaya. Termasuk A--"
"Apa ini ada kaitan nya dengan kejadian 3 tahun lalu?" potong Didi penasaran
Reena menggelengkan kepalanya, "ada atau tidak musuh Freya ada dimana-mana. Semakin mudah kita menghancurkan satu orang semakin banyak orang yang menginginkan Freya mati"
"Apa kak Fino udah tahu ini Na?"
"Belum. Sampai kapanpun dia gak akan tahu kecuali Freya sendiri yang bilang. Karena semua informasi tentang orang-orang yang berkaitan dengan Freya sudah di amankan oleh seseorang"
Naya mengernyit dahi, "jadi Fino--"
"Of course Nay. Dia akan gak akan bisa mengorek informasi apapun tentang Freya"
"Jika dia bisa bagaimana?"
Reena tersenyum geli, "gue akui dia emang hebat"
"Lupakan tentang kak Fino. Dimana dia sekarang?" ujar Didi pada akhirnya
"Ada di suatu tempat yang sangat jauh dari kita" jawab Reena menerawang ke depan
"Kapan dia akan kembali?"
"Jika lukanya sudah sembuh dia akan kembali. Entah berapa lama waktu untuk menyembuhkan nya"
Naya dan Didi sama-sama terdiam mencerna omongan Reena. Keduanya sangat paham bahwa luka hati sangat sulit di sembuhkan. Kecuali si pembuat luka itu sendiri yang bisa menyembuhkan nya.
Drtt drtt
Reena mengalihkan pandangan pada ponselnya yang berbunyi. Melihat siapa yang menelfon,dia sedikit ragu untuk menjawabnya. Sebelum akhirnya dia memilih untuk menjawabnya. Gadis itu sedikit menjauh dari kedua sahabatnya guna menjawab telfon nya.
"H-halo kak"
"Belum pulang hm?"
"Kenapa? Ada masalah?"
"Sedikit merindukan kamu"
Reena terkekeh pelan, "kirain kenapa. Nanti aku ke rumah deh. Sekalian ketemu bunda"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fino:After Marriage
RomanceSequel FINO Berkisah tentang kehidupan pernikahan romantis Fino Axelian bersama sang istri,Freya Athalia. Dimana Fino harus bisa bersikap dewasa,bertanggung jawab dan menjadi suami yang baik untuk sang istri. Membangun sebuah rumah tangga impian nan...