Part-36

7.2K 1K 630
                                    

Seorang laki-laki menaruh sebuket bunga mawar mewah ke sebuah gundukan tanah dengan papan nama istrinya. Laki-laki itu jongkok mengusap papan mana sang istri yang sedikit kusam dengan senyuman sendu. Tatapannya begitu teduh mengisyaratkan betapa rindu dirinya pada sang istri.

"Hai Tha. Gak terasa ya udah 5 tahun kamu pergi ninggalin aku" lirih nya sangat pelan di iringi suara angin yang berhembus kencang

Laki-laki itu adalah Fino. Setelah lima tahun lama nya,dia sering mengunjungi makam istrinya. Guna menghilangkan kerinduannya pada sang istri. Selama lima tahun itu pun hidup Fino jauh dari kata baik. Semuanya yang ada pada dirinya berubah total. Terutama sifatnya.

"I miss you so much Tha. Sampai aku gak bisa mendeskripsikan bagaimana rasa rindu sama kamu. Apapun tentang kamu aku sangat merindukan nya. Aku masih berharap kalo kamu pergi itu adalah sebuah khayalan semata. Sungguh Tha kepergian mu mengubah segalanya tentang hidup ku" ujar Fino pelan memejamkan mata menahan rasa rindu yang bergejolak dalam dirinya

"Namun sayangnya itu kenyataan Tha. Sekuat apapun aku mengelak nya, kamu tetap pergi ninggalin aku. Rasanya sakit harus menerima fakta itu Tha. Demi Allah aku belum rela kamu pergi secepatnya ini"

Fino menghela nafas panjang, "aku juga udah mencari tau tentang kematian kamu. Bahkan aku sampai datang ke Jerman buat cari tau semuanya"

"Memohon-mohon sama bang Arya biar dia kasih tau yang sebenarnya. Dan tetap aja semuanya benar. Bukti-bukti yang bang Arya tunjukkan membenarkan kematian kamu. Satu sisi aku gak percaya Tha tapi di sisi lain semua buktinya memang benar. M-mungkin ini karma buat aku karena udah nyakitin kamu. So I'm sorry for everything. I'm very sorry Tha from the past until now" ujar nya panjang lebar dengan bibir bergetar.

Fino memandang satu gundukan tanah di depan nya. Satu tangannya mengepal kuat-kuat menahan emosinya. Laki-laki itu tiba-tiba merasa marah mengingat Sarah masih belum bisa ia temukan. Untuk pembalasan dendamnya atas kepergian sang istri.

"Aku janji Tha bakal balas perempuan ular itu dengan rasa sakit luar biasa. Sampai dia gak bisa menghirup oksigen dengan bebasnya" tekad Fino mengusap papan kayu bertuliskan nama istrinya. Bibirnya tersenyum smirk namun otaknya sedang merencanakan sesuatu.

Fino bangkit lalu melenggang pergi begitu saja. Melangkahkan kakinya menuju mobil sport miliknya. Tak lupa memakai kacamata hitam,menancap gas meninggalkan pemakaman yang tampak sepi.

Lima belas menit lamanya,Fino sampai di kantor miliknya. Berjalan angkuh di lobi kantor. Dengan raut wajah datar tanpa membalas para karyawan nya yang menyapa ramah dirinya.

"Apa jadwal saya hari ini?" tanya Fino dingin pada sekretaris nya. Duduk di kursi kebesaran nya seraya menyadarkan kepalanya di sandaran kursi.

"Bapak ada meeting dengan Martin'z Corp nanti jam sepuluh. Siang nya ada janji makan siang dengan klien dari Jerman. Dan sore sekitar pukul 4 ada pertemuan penting dengan tuan Pranata. Oh ya malam nya sekitar pukul tujuh bapak di undang ke pesta Mr.Viandra" jelas sang sekretaris bernama Ameera Prasetyo. Gadis berusia 22 tahun yang menjabat sebagai sekretaris Fino selama satu tahun terakhir.

Bukan tanpa alasan,Fino memilih Ameera karena gadis itu berkompeten dalam urusan kerjaan. Bersikap profesional layaknya bawahan. Tidak neko-neko seperti sekretaris sebelumnya.

"Persiapkan semuanya!" titah Fino tegas

Ameera manggut-manggut, "baik pak. Em ada yang saya bisa bantu lagi?"

"Tidak!"

"Oh ok kalo begitu saya permisi. Jangan lupa bapak tanda tangani berkas-berkas di atas--"

Fino:After MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang