Lara terus saja menangis didalam dekapan Alvaro, Zayn memandang lurus kedepan. Mendengar tangisan Lara, membuat hatinya ikut sakit.
Jika orang tuanya tidak menyayangi Lara, setidaknya mereka tidak usah menyakiti Lara.
"Aku, emang bukan anak ayah bunda" Isak Lara.
Alvaro mendekap tubuh Lara semakin erat, berharap Lara tidak mengatakan hal itu lagi.
"Udah Ra,"
Setelah tiga puluh menit lamanya Lara terus saja, menangis dalam dekapan Alvaro.
Lara terlelap didalam dekapan Alvaro, dengan cepat Alvaro menidurkan tubuh Lara diatas kursi.
Alvaro segera membantu Zayn, menyiapkan sarapan yang sudah menjadi makan siang sekarang.
Mata Lara yang sembab, sangat telihat. Wajahnya yang merah, karena terus saja menangis.
"Bang,"
"Abang tau Al, kita harus terus menjaga Lara. Kasian dia,"
"Abang juga bakal terus jaga kamu" ucap Zayn dengan senyum tipisnya, menepuk bahu Alvaro pelan.
¥¥¥
Setelah selesai memasak, Zayn segera membangunkan Lara untuk makan. Lara sama sekali tidak mau makan, dia serasa tidak nafsu makan sekarang.
"Makan Ra, jangan sakitin tubuh kamu" ujar Zayn mencoba membujuk, Lara.
Lara menggeleng, dengan tatapan lurus kedepan.
Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumah, Alvaro segera beranjak dari duduknya dan segera membuka pintu.
"Eh kak, ada Laranya?" tanya Azka.
"Masuk aja, bujuk Lara makan ya. Siapa tahu sama lo dia mau" ucap Alvaro dan segera masuk kedalam rumah.
Azka mematung sekektika Lara tidak mau makan? Kenapa?
Azka segera masuk kedalam rumah, dan menuju meja makan. Melihat Lara dengan tatapan lurus kedepan, ini seperti bukan Lara.
Azka menatap Zayn, Zayn mengganggukan kepalanya. Dengan ragu Azka duduk disamping Lara.
"Ra,"
"Makan dulu. Nanti sakit," bujuk Azka.
Lara masih tidak terusik sama sekali, dia tetap menatap lurus kedepan.
"Bentar lagi ujian, kalo sakit nanti kamu gak ikutan ujian. Gak ketemu aku dong" ucap Azka, sedih.
Lara seketika menatap Azka, dan terkekeh seketika membuat Alvaro dan Zayn tersenyum.
"Ayo makan" perintah Azka, dengan senyumannya.
Azka menyodorkan sendok kedalam mulut Lara, Lara segera membuka mulutnya.
Setelah beberapa suapan Lara menutup mulutnya, dan menggeleng lemah. Seolah berkata udah.
"Jadi ngajak jalan?" tanya Lara.
Azka mengganggukan kepalanya, Lara menatap Zayn dan Alvaro.
Zayn dan Alvaro mengganggukan kepalanya, bersama. Lara segera beranjak dari duduknya dan melompat senang, segera berlari keatas untuk berganti pakaian.
"Jagain dia." Perintah Zayn, yang diangguki oleh Azka.
"Tubuhnya harus tetap utuh, tidak ada goresan sedikitpun nanti pulang" ucap Alvaro.
"Siap!"
Zayn dan Alvaro tersenyum, dan segera berlalu meninggalkan Azka sendirian dimeja makan.
"Lara udah besar bang,"
Zayn tersenyum tipis "dia udah suka sama laki-laki. Tinggal kita," ujar Zayn dan terkekeh, dengan ucapannya sendiri.
TBC
.
.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak teman 🧡Luka_10
KAMU SEDANG MEMBACA
Lara
Teen FictionBIASAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA REVISI DILAKUKAN SETELAH CERITA SELESAI Terlalu banyak luka lara dalam hidupku, terlalu banyak serpihan luka yang aku rasakan. aku menutupinya dengan berbagai cara, tapi hatiku semakin sakit. saat aku berpura-pura bai...