"Non Lara, sedang berada dirumah temannya tuan muda. Dirumah keluarga, Latasya"
"Kau bersembunyi disana, jalang kecil?" bisik Zayn.
Alvaro dan Zayn tersenyum devil, dan segera membawa kunci mobil. Dan segera berlaku keluar, dari rumah keluarga Hensen.
¥¥¥
Lara sedang asik menonton film dengan Aurora disampingnya, dengan sesekali tertawa dan menjerit karena takut.
Lara tampak bahagia, dengan kehidupannya sekarang. Hidupnya lebih tenang, dan nyaman.
Bruk!
Tiba-tiba ada yang mendobrak pintu utama, membuat Aurora dan Lara terkejut dan segera berlari menuju pintu.
Seketika tubuh Lara mematung melihat kedua kakak laki-lakinya, kedua kakak laki-lakinya mendekat dan mencekal tangan Lara dengan kasar.
"Pulang!" bentak Zayn.
Lara menggelengkan tangannya ketakutan, Lara menatap Aurora dengan pipi yang sudah basah dengan air mata. Lara terus saja memberontak, ingin dilepaskan cengkraman tangan Zayn.
"Jangan bawa Lara per-"
"Jangan ikut campur! Atau nyawa dia akan terancam!" bentak Alvaro.
Seketika tubuh Aurora mematung, dia disituasi sulit sekarang. Membela, nyawa sahabatnya diujung tanduk.
Membiarkan Lara dibawa oleh kedua Abangnya, adalah penderitaan perkepanjangan untuk Lara.
Zayn segera menyeret tubuh Lara dengan kasar, seperti menyeret seorang binatang.
"Aurora! Tolong!" teriak Lara.
Aurora berlari, saat ingin mendekat kedua bodyguard menghalangi Aurora dan membanting tubuhnya ketembok dengan keras.
Seketika Aurora tidak sadarkan diri, karena tubuhnya terlalu keras membanting tembok.
Lara segera dibawa kedalam mobil dengan kasar, Lara terus saja berteriak memanggil nama Aurora.
"Diam! Jalang!" teriak Alvaro.
Seketika membuat Lara terdiam, dan menangis sesenggukan. Dia takut, dia gelisah, dan dia tertekan.
Jiwanya kembali terguncang, batinnya kembali terluka. Semesta, bermain dengan kejam.
🌼🌼🌼
Saat sudah sampai dirumah keluarga Hensen, Zayn segera membanting tubuh Lara. Luka diperutnya kembali terasa pedih, dan menyakitkan.
Hidungnya mengeluarkan darah segar, karena terbentur lantai dengan keras. Lara mendongkakan kepalanya, menatap kedua kakak laki-lakinya yang begitu sangat menyeramkan hari ini.
"Jalang"
Hatinya kembali sakit, dia sangat menyayangi keduanya. Tapi mengapa? Keduanya menjadi sebuah penderitaan untuknya sekarang.
Yang sering kalian bilang, ayah adalah cinta pertama anak perempuannya. Dan kakak laki-lakinya, adalah cinta kedua adik perempuannya.
Tapi itu bohong, mereka ada patah hati. Dan alasan Lara ingin lenyap dari dunia ini.
"Sini kamu jalang!" perintah Alvaro, dan menarik paksa tangan Lara.
"SUDAH AKU BILANG! AKU BUKAN SEORANG JALANG! AKU DIJEBAK! APA KALIAN SUDAH TIDAK PERCAYA PADAKU LAGI?!"
Bentakan dari seorang Lara, yang lebih tepat adalah bentakan sebuah rasa sakit yang selama ini dia rasakan.
Keduanya terdiam seketika, menatap Lara yang sedang sesenggukan menangis menahan sebuah beban dalam hidupnya.
Zayan segera mencengkram, pipi Lara dengan begitu kasar dan menyakitkan.
"Sudah berani membentak?" tanya Zayn.
Lara memejamkan matanya, dia pasrah jika ini akhir dari hidupnya. Zayn segera membawa tubuh Lara menuju atas.
Setelah sampai dikamar Lara, Zayn segera membuangnya. Dan segera menutup kunci kamarnya.
Lara berlari dan mengetuk pintu kamarnya dengan bruntal.
"Diam! Atau kamu akan tau akibatnya, jalang!" teriak Zayn.
Lara menangis sejadi-jadinya, dan terosot kebawah pintu kamarnya. Kamarnya begitu menyeramkan sekarang, jendelan yang digembok.
Lampu yang gelap, hanya ada sebuh lilin besar untuk menerangi kamarnya.
"TUHAN! BAWA LARA PERGI!"
TBC
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak teman 🧡Yuk, bentar lagi end nii :)
Luka_10
KAMU SEDANG MEMBACA
Lara
Teen FictionBIASAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA REVISI DILAKUKAN SETELAH CERITA SELESAI Terlalu banyak luka lara dalam hidupku, terlalu banyak serpihan luka yang aku rasakan. aku menutupinya dengan berbagai cara, tapi hatiku semakin sakit. saat aku berpura-pura bai...