"yaampun Lara" ucap Aurora, saat melihat keadaan Lara didepan rumahnya.
"Ayo, ayo cepet masuk" ucap Aurora, membantu Lara untuk segera masuk kedalam rumahnya.
Setelah masuk Aurora membantu Lara untuk duduk dikursi ruang tamu, Lara segera menuju dapur untuk membuatkan teh hangat.
Setelah sudah selesai, Aurora membantu Lara untuk minum.
"Jan-gan kasih tau, keluarga aku ya" ucap Lara, Aurora melihat wajah pucat Lara.
Apakah keluarga menyiksa Lara? Apakah Lara kabur? Karena kemarahan orang tuanya?
"Iya, kamu tenangin diri kamu" ucap Aurora.
Aurora segera berjalan keluar, saat melihat Lara memejamkan matanya. Aurora membuka handphonenya, dan segera menghubungi Azka.
"Hallo, Azka Lara ada dirumah gue. Keadaannya parah banget, lo kesini sama temen-temen hibur dia." ucap Aurora, setelah mendengar jawaban Azka. Aurora segera mematikan panggilannya.
¥¥¥
"Hallo tuan putri" sapa Azka, saat melihat Lara.
Lara membentuk bibirnya dengan senyuman, wajah pucatnya sangat terlihat sekarang.
"Kenapa hm?" tanya Azka membelai rambut Lara.
Lara menggelengkan kepalanya, Azka membelai rambut Lara dengan lembut. Menatap wajah cantik itu, Lara memejamkan matanya.
Merasakan kenyamanan yang diberikan Azka, Azka tersenyum sekaligus khawatir.
Setelah terpejam dan terlelap, Azka menggenggam tangan Lara dan menciumnya.
"Jaga diri baik-baik tuan putri, aku disini buat kamu"
¥¥¥
"Al! Alvaro!" teriak Zayn.
Alvaro segera berlari menghampiri Zayn, "ada apa bang?" tanya Alvaro.
"Lara kabur!" ucap Zayn, membuat Alvaro terdiam seketika.
"Ayo cari!" ajak Zayn, dan segera berjalan menuju mobilnya.
David dan Vania hanya bisa tersenyum senang, akhirnya anak bodoh itu pergi.
"Akhirnya anak bodoh itu pergi,"
¥¥¥
Azka sedang menyuapi Lara makan, walaupun Lara tidak mau. Tetap saja Azka memaksanya untuk makan.
"Gimana keadaan lo sekarang?" tanya Raga.
"Jangan tanya Lara! Dia lagi makan" ucap Azka, dengan begitu posesifnya.
"Gapapa Ka,"
"Jangan Lara ih" ucap Azka, seperti anak kecil. Yang melarang ibunya untuk tidak berbicara dengan orang lain.
Lara hanya bisa tersenyum dan membelai wajah Azka, bibirnya ditekuk bete.
Mengapa Azkanya sekarang begitu menggemaskan, dan manja sekali?
Lara terkekeh pelan, dengan bubur dibibirnya. Raga, Aurora dan Asep saling berpandangan dan gemas sendiri, dengan kelakuan dua sejoli itu.
"Udah Azka" ucap Lara, yang sudah merasa kenyang.
"Ini sedikit lagi, abisin" ucap Azka.
"Azka" rengek Lara.
"Iya-iya udah, ini minumnya" ucap Lara menyodorkan air minum.
Lara, menatap teman-temannya yang menahan tawa. Mengapa mereka? Apakah ada yang lucu?
"Rora, Lara ngerepotin ya?" tanya Lara sedih.
Aurora segera menelan tawanya, dan segera duduk disamping kasur Lara.
"Gapapa kok Lara, aku seneng. Mamih sama papih gak ada dirumah, aku seneng ada temennya" ucap Aurora, mencoba menenangkan Lara agar tidak banyak pikiran.
"Kamu bisa tinggal disini, sampai semuanya selesai" lanjut Aurora.
"Terimakasih" ucap Lara, dan segera memeluk Aurora.
Azka, Raga dan Asep ikut terbawa suasana. Mereka senang Lara senang, mereka tenang sekarang Lara kembali.
"Kalo butuh apa-apa, bilang ke aku" ujar Azka.
TBC
.
.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak teman 🧡Luka_10
KAMU SEDANG MEMBACA
Lara
Teen FictionBIASAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA REVISI DILAKUKAN SETELAH CERITA SELESAI Terlalu banyak luka lara dalam hidupku, terlalu banyak serpihan luka yang aku rasakan. aku menutupinya dengan berbagai cara, tapi hatiku semakin sakit. saat aku berpura-pura bai...