Lara sedang berada dikamarnya, dia kembali nulis di diarynya. Bukan sekedar buku diary saja, itu adalah sebuah teman saat Lara tidak tau harus becerita pada siapa.
Lara terisak pelan, karena perut kembali sakit. Dia tidak boleh lemah, dia harus kuat.
"Udah jangan nangis, kata bang Zayn. Lara gak boleh nangis" ucap Lara menelan ludahnya.
Lebih tepatnya menelan semua deritanya, sesak didadanya kembali menyapa. Dia merasa lelah untuk terus menerus kuat.
¥¥¥
Lara sudah berada diparkiran sekolah Galaxy Internasional School.
"Lara! Sarapan belum?" tanya Aurora.
Lara menggelengkan kepalanya, " belum Ra, mau sarapan?" tanya Lara.
"Iya yuk!" ajak Aurora antusias.
"Emm.. boleh deh" ucap Lara.
Lara dan Aurora segera berjalan menuju kantin, tidak mampir kekelas terlebih dahulu. Karena perut keduanya terasa sangat lapar sekarang.
"Aku yang pesenin" ucap Lara, yang diangguki oleh Aurora.
"Aku mau batagor Ra!"
"Oke siap!"
Lara segera berjalan menuju pemesanan, kantin dan menyimpan tasnya didekat kasir kantin.
"Bu, mau beli batagor dua"
"Oh iya,"
Setelah menunggu beberapa lama, akhrinya si ibu kantin memanggil Lara untuk memberikan bumbu batagor.
Lara segera berjalan menuju gerobak batagor, dan menyimpan tasnya.
Saat sudah selesai Lara segera membawa tasnya, dan berjalan menuju meja Aurora yang sedang meminum es tehnya.
"Makasih Ra"
Lara tersenyum sebagai jawabannya, Lara melihat sekeliling dan melihat keberadaan Cassandra.
Cassandra tersenyum miring pada Lara, ada apa?
"Hallo check check.. kepada semua siswa, yang berada dikantin, harap tidak meninggalkan kantin. Karena ibu kantin sudah kehilangan uang,"
"Terimakasih"
"Lo denger ga Ra?" tanya Aurora.
"Denger,"
Tiba-tiba ibu kantin segera memeriksa tas semua siswa dan siswi, yang sedang berada dikantin.
Saat sudah selesai, ibu kantin segera berjalan menuju Aurora dan Lara.
"Maaf ya, ibu periksak" ucap ibu kantin.
"Iya Bu, tidak apa-apa" ucap Lara ramah.
Aurora tersenyum tipis, ibu kantin segera memeriksa tas Aurora dan tidak terdapat apa yang ibu kantin cari.
Saat memeriksa tas Lara, ternyata ada uang ratusan dan ribuan didalam tas Lara. Membuat Aurora menatap Lara.
"Eng-gak, bukan Lara"
"Mau gelak apalagi kamu?! Ini sudah jelas-jelas ada ditas kamu!" bentak ibu kantin.
Lara menggelengkan kepalanya, itu bukan dia. Lara menatap Aurora, dan terus menggelengkan kepalanya.
"Ra?"
"Engga Rora, bukan aku"
"Huuu pencuri!"
"Miskin Lo? Sampai harus mencuri uang kantin?!"
"Huu!"
Tiba-tiba banyak yang melemparkan kertas kepada Lara, Lara menutup wajahnya dan terisak pelan.
"Bu-kan, bukan aku! Ada orang yang fitnah aku" ucap Lara yang terus membela dirinya.
Cassandra hanya tersenyum puas dengan apa yang dia buat, semuanya akan pergi dan membenci Lara.
Tiba-tiba Azka, Asep dan Raga segera datang dan menghalangi kertas-kertas itu kepada tubuh Lara.
"Woi! Stop!" teriak Azka.
"Apa-apaan ini?!" bentak Asep.
"Lara gak mencuri! Gue tau dia gimana?!" bentak Azka lagi.
"Bukan lara!" bentak Raga.
"Hey! Emang kalian ada disini? Emang kalian tahu bukan dia yang mencuri?!" teriak Cassandra.
Saat Azka akan membalas ucapan Cassandra, tiba-tiba Alvaro datang membawa tangan Lara.
"Ikut!" bentak Alvaro.
"Bu-kan Lara bang," ujar Lara bergetar.
"Cepet ikut!"
"Tahan emosi lo Al, gue yakin bukan Lara" ucap Gibran.
"Berisik!"
Alvaro segera membawa langkah Lara dengan kasar, Lara kesakitan saat genggaman Alvaro terasa begitu menyakitkan.
¥¥¥
"Kalo kamu butuh uang! Bilang Lara sama Abang, jangan pakai jalan kotor gini!" bentak Alvaro.
"Bu-kan Lara bang, Lara difitnah" isak Lara.
"Siapa yang fitnah kamu?! Siapa?!"
"Jangan ngelak Lara! Itu udah jelas-jelas ada ditas kamu!"
"Apa jangan-jangan emang uang bansos satu tahun yang lalu juga itu kamu yang ambil!" bentak Alvaro.
Lara menggelengkan kepalanya dengan terus terisak, "eng-ga bang, bukan Lara" isam Lara.
"Pencuri!"
Alvaro mengacak rambutnya prustasi, kata Alvaro berhasil membuat hatinya semakin sakit.
"Ayah, bunda dan bang Zayn harus tau."
TBC
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak teman 🧡Spam komen yu! Biar tambah semngat!
Luka_10
KAMU SEDANG MEMBACA
Lara
Подростковая литератураBIASAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA REVISI DILAKUKAN SETELAH CERITA SELESAI Terlalu banyak luka lara dalam hidupku, terlalu banyak serpihan luka yang aku rasakan. aku menutupinya dengan berbagai cara, tapi hatiku semakin sakit. saat aku berpura-pura bai...