Lara sedang berada diatas motor Azka, perjalanan mereka menuju mall. Lara meminta untuk mengajak, Aurora, Raga dan Asep.
Azka ingin menolak, karena dia ingin berdua saja dengan Lara. Tapi Azka merasa tidak enak, mood Lara sedang sedih sekarang.
Setelah beberapa saat kemudian, Azka dan Lara sudah sampai didepan parkiran mall. Lara segera turun dari motor Azka.
Azka menatap Lara, begitupun sebaliknya. Lara menyungingkan senyumnya, padahal tadi sudah nangis.
"Boleh gandeng?" tanya Azka.
Lara mengganggukan kepalanya, walau sedikit ragu. Azka tersenyum dan segera, menggenggam tangan Lara.
Azka dan Lara sedang menuju lantai tiga, karena teman-temannya sudah menunggu disana.
"Aduh duo Couple." sindir Aurora membuat Lara tersenyum malu.
Asep memutar bola matanya jengah, dia sendirian tanpa pendamping. Membuatnya sedikit sedih.
"Jangan ada yang gandengan!" ucap Asep, dan segera berada ditengah-tengah Azka dan Lara. Membuat genggaman tangan mereka lepas.
Aurora segera membawa Lara untuk berjalan lebih dulu, Azka, Raga dan Asep berada dibelakang.
"Mau kemana?" tanya Raga.
Lara segera memutar tubuhnya "team zoom!" ujar Lara antusias.
Asep, Raga dan Azka saling pandang dan segera mengganggukan kepalanya. Membuat Lara loncat-loncat senang.
Saat sudah berada di team zoom, Azka, Raga dan Asep segera membeli kartunya.
Sedangkan Aurora dan Lara menunggu mereka.
"Yu," ajak Azka.
"Mau main apa?" tanya Azka.
"Basket!" ujar Lara, dan segera berlari.
Azka dan Lara memainkan basket, dengan sesekali tertawa bebas. Begitupun dengan Aurora dan Raga.
Asep memasukkan bola basketnya dengan, muka ditekuk sedih.
"Nasib jomblo, nasib" gumam Asep.
Saat skor Lara tinggi, Lara segera memeluk Azka dengan senang. Begitupun dengan Aurora.
Asep yang menatap mereka, segera memeluk bola basket dan pura-pura menangis.
¥¥¥
Saat telah puas bermain, mereka memutuskan untuk makan. Karena sudah waktunya makan sekarang.
"Azka, Lara mau sushi" pinta Lara, yang diangguki oleh Azka.
"Azka gue juga" pinta Asep, dengan muka memelas.
"Lara begitu lucu! Imut! Lah lo? Malah jadi amit-amit," ucap Azka.
"Tega sekali kamu bunda," ujar Asep dramatis.
"Pala bapak kau bunda!"
Seketika mereka tertawa dengan bebasnya, didalam restoran Jepang itu. Terkadang mereka sedikit kekurangan rasa malu:)
Aurora yang tertawa begitu menggelegar, membuat Raga dkk. Menatapnya aneh.
Saat Aurora merasa ditatap, Aurora segera menutup wajahnya menggunakan buku menu.
"Aurora, jangan gitu malu" ucap Lara pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lara
Teen FictionBIASAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA REVISI DILAKUKAN SETELAH CERITA SELESAI Terlalu banyak luka lara dalam hidupku, terlalu banyak serpihan luka yang aku rasakan. aku menutupinya dengan berbagai cara, tapi hatiku semakin sakit. saat aku berpura-pura bai...