Luka didaerah perut, dan kakinya. Tangan yang masih membengkak membuatnya semakin sakit.
"Hiks.. Abang"
Lara terus saja terisak, tubuhnya serasa begitu remuk. Kakinya begitu sakit, perutnya begitu perih.
Lara terisak dengan sesegukan, tidak ada yang membantunya sekarang. Dia benar-benar merasa sendiri malam ini.
"Hiks.. Abang,"
Zayn dan Alvaro melewati kamar Lara, dan mendengar isakan dari adik perempuannya membuat mereka membuka kamar Lara.
"Lara!"
Alvaro dan Zayn segera mendekat dengan tubuh rapuh itu, darah bercucuran dari hidungnya.
Tubuh Lara yang banyak sekali luka, membuat Alvaro dan Zayn semakin cemas.
"Sakit Bang,"
"Alvaro, cepet siapin mobil!" perintah Zayn, Alvaro segera turun kebawah dengan tergesa-gesa.
Saat Alvaro ingin menjalankan mobilnya, tiba-tiba ada yang mencegahnya.
"Mau kemana kamu?" tanya Davit dingin.
"Mau bawa Lara kerumah sakit,"
"Ayah tidak akan izinkan"
Alvaro mengeraskan rahangnya, dia sangat emosi sekarang. Ayahnya begitu kejam.
"Jangan menjadi manusia, yang tidak memanusiakan manusia ayah!" bentak Alvaro.
"Sudah pintar bicara kamu Alvaro!"
"Ayah akan sita mobil kamu!"
"Sita saja ayah, aku tidak butuh" ujar Alvaro, menyimpan kunci motor itu dan segera berlari memberhentikan taksi.
Zayn datang membawa tubuh Lara, Zayn menatap Davit dengan amarah. Manusia tidak punya hati.
"Mau kemana kamu?"
Zayn tidak menjawab, dan terus membantu tubuh Lara menuju luar.
"Ayah tidak akan, izinkan kamu masuk Lagi kedalam rumah. Jika kamu membawa anak sial-"
"Dia punya nama, nama dia Lara. Anak ayah, jika ayah lupa" sindir Zayn.
"Jika ayah mengusirku tidak apa-apa, aku bisa membawa adik-adikku. Tinggal diapartemen,"
Alvaro berlari menuju Zayn dan Lara, dengan terengah-engah.
"Ayo Bang, taksinya udah ada" ujar Alvaro.
Alvaro membantu Zayn membawa tubuh Lara, Lara terus terisak karena tubuhnya begitu sakit.
Zayn memutar tubuhnya menatap sang ayah, yang memerah menahan amarahnya.
"Jika terjadi sesuatu dengan Lara, aku gak akan maafin ayah"
Alvaro dan Zayn sudah berhasil membawa Lara kedalam taksi, dan menuju rumah sakit terdekat.
Zayn mengusap wajah adiknya yang terus saja terisak dan meringis kesakitan.
"Sabar yaa,"
"Bertahan" ucap Zayn.
"Sakit bang.."
Setelah dua puluh menit perjalanan, akhirnya Mereka sudah sampai dirumah sakit.
Lara segera diperiksa oleh dokter, Zayn dan Alvaro sudah tampak sekali khawatir diwajah mereka.
Zayn dan Alvaro tampak frustasi, kalau saja mereka tidak pergi Lara tidak akan menderita seperti ini.
Mereka terus saja menyalahkan diri mereka sendiri, dengan kejadian malam ini.
Siksaan ayahnya sangat tidak manusia, dia memperlakukan Lara seperti hewan.
Sampai kapanpun Zayn dan Alvaro tidak akan pernah memaafkan kedua orang tuanya, jika terjadi sesuatu kepada Lara.
"Mobil disita ayah bang," ujar Alvaro, membuat Zayn menatapnya.
"Apa kita harus pergi dari rumah, selamatin Lara" ujar Zayn.
Alvaro tampak berpikir, keheningan kembali menyelimuti mereka. Hati yang kacau, pikiran yang acak-acakan.
"Ah! Kalau saja kita gak pergi tadi," ujar Zayn, memecahkan keheningan.
"Udah bang, jangan nyalahin diri sendiri"
TBC
.
.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak teman 🧡Jangan lupa komen dan vote❤️
Luka_10
KAMU SEDANG MEMBACA
Lara
Ficção AdolescenteBIASAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA REVISI DILAKUKAN SETELAH CERITA SELESAI Terlalu banyak luka lara dalam hidupku, terlalu banyak serpihan luka yang aku rasakan. aku menutupinya dengan berbagai cara, tapi hatiku semakin sakit. saat aku berpura-pura bai...