Setelah sampai dirumah keluarga Hensen, Zayn segera mendorong Lara. Membuat Lara terjatuh dan tersungkur dilantai.
Zayn segera mendekat dan menjambak rambut Lara, membuat Lara meringis kesakitan.
"Am-pun bang.."
"Sampai kapan! Sampai kapan, kamu terus malu-maluin kita sebagai keluarga kamu hah?!" bentak Zayn.
"Jalang kecil!"
Penderitaan apalagi yang semesta berikan untuk Lara, Lara merasa menjadi manusia yang di binatangkan oleh semua orang.
"Ada apa ini?" tanya David.
Alvaro segera memberikan foto yang Cassandra perlihatkan, dipesta tadi. David mengeraskan rahangnya.
Plak! Plak!
"Dasar jalang!"
Lara terus saja terisak bibirnya berdarah, pipinya memerah. Wajahnya pucat menahan rasa sakit di perutnya.
"Saya sebagai wanita yang melahirkan kamu, merasa malu dan terhina!" bentak Vania.
"Mati saja kamu!"
"Abang kecewa sama kamu Ra," ujar Alvaro.
"SUDAH AKU BILANG! BUKAN AKU YANG MENCURI, AKU BUKAN SEORANG JALANG KECIL! AKU DIJEBAK"
semuanya terdiam dengan teriakan Lara, teriakan pilu dan penuh luka yang Lara keluarkan sekarang.
"Aku juga lelah, aku juga ingin pergi"
"Sini kamu!" bentak Zayn.
Zayn menjambak rambut Lara, "jalang cih!" Zayn meludahi Lara, tepat diwajahnya.
"Saya sebagai kakak kamu merasa malu!" ujar Alvaro.
"Biarin Zayn yang hukum dia"
Zayn segera menarik paksa tangan Lara untuk mengikuti langkahnya, tubuh Lara sudah akan mati saja rasanya malam ini.
Dia dijebak, semua orang tidak memperdulikannya. Dia bukan seorang jalang.
Zayn segera melepaskan tarikannya, dan menghempaskan tubuh Lara ke lantai.
Zayn sekali lagi menjambak rambut Lara, membuat Lara meringis. Hidungnya berdarah, mulutnya dan pipinya yang memerah.
"Jalang!"
Zayn segera melepaskan jambakannya, dengan kasar dan segera berlalu. Mengunci kamar Lara.
"Tuhan.."
¥¥¥
Keesokan harinya keluarga Hensen sedang berada dimeja makan, sibuk dengan sarapannya masing-masing.
"Aku ke atas dulu" pamit Zayn setelah selesai, dengan sarapannya.
Zayn segera berlalu dan menaiki tangga, menuju kamar Lara. Dia ingin tau, apa yang sedang adiknya lakukan.
Lara sedang berusaha membuka kaca kamarnya, setelah terbuka. Lara melihat kebawah.
"Tidak terlalu tinggi" ujar Lara terengah-engah.
Lara segera turun dari lantai satu rumahnya, mendarat dengan sempurna. Lara segera berlalu menuju gerbang rumahnya, tidak ada anggota keluarga yang tau.
"P-ak buka, izinin saya keluar" ujar Lara kepada satpam rumahnya.
Pak Budi melihat keadaan Lara yang sangat tidak baik-baik saja, luka disudut bibirnya. Merah dipipinya.
Pak Budi segera membukakan gerbang rumah keluarga Hensen "Non pantas bahagia." ujar Pak Budi dengan senyumannya, Lara ikut tersenyum dan segera berlari keluar.
Lara menunggu taksi, dan saat sudah dapat Lara segera naik. Dan mobilpun berjalan.
"Lara! Lara!" panggil Zayn.
Zayn terus mencari dikamar mandi, dilobi kamar Lara. Yang pertama dia lihat adalah jendela yang terbuka.
"Anjing!"
TBC
.
.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak teman 🧡Luka_10
KAMU SEDANG MEMBACA
Lara
Teen FictionBIASAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA REVISI DILAKUKAN SETELAH CERITA SELESAI Terlalu banyak luka lara dalam hidupku, terlalu banyak serpihan luka yang aku rasakan. aku menutupinya dengan berbagai cara, tapi hatiku semakin sakit. saat aku berpura-pura bai...