Lara || • 48

432 60 27
                                    

Diciptakan, dilahirkan, dimandikan dan dikuburkan hari dimana semua orang menangis karena kehilangan.

Hari ini hari dimana jasad Lara dikebumikan, tidak ada lagi sosok yang mencerahkan dunia yang gelap.

Tidak ada lagi sibuk dimalam melihat indahnya bintang, tidak ada lagi senyuman yang indah.

David, Vania, Zayn dan Alvaro terus terbayang-bayang akan luka yang berada diperut Lara.

Penyesalan menghampiri mereka, tersiksa karena sebuah penyesalan. Dibunuh namun tidak mati, Sampai kapanpun mereka tidak akan bisa memanfaatkan diri mereka sendiri.

Termasuk author, gak akan lupain kejahatan mereka ke Lara😭

"Saya, David Argo Hensen. Selaku ayah dari putri saya Lara Putri Hense, mengucapkan hari perpisahan yang mendalam"

"Lara pergi dengan cara tragis, dan menyakitkan. Lelah dijiwanya telah hilang, guncangan badai yang dahsyat terlah berhenti" ucap David menahan air matanya.

"Saya ayah yang buruk untuk putri saya.."

David tidak bisa lagi membendung air matanya, jiwanya hancur. Tubuhnya lemas akan kehilangan Lara.

"Saya adalah alasan penderitaan, Lara. Saya alasan, mengapa Lara ingin pergi.."

David tersungkur kebawah tanah, semua bodyguardnya segera menghampiri David dan membantunya, untuk berjalan ketepi pemakaman.

David, Zayn dan Alvaro membantu memasukan Lara ketempatnya yang terakhir.

Air mata mereka terus mengalir dengan deras, Vania sudah tidak sadarkan diri.

Kepergian Lara mewujudkan impiannya, Vania dan David memeluk Lara untuk pertama dan terakhir kalinya.

Hari dimana semua orang menangis karena kepergiannya, semuanya tidak tau akan sampai dititik terakhir seperti apa hidup seseorang.

Setelah jasad sudah dikuburkan, Aurora mendekat didekat mic untuk mengatakan satu patah dua patah kata.

Azka sudah tidak bisa berkata lagi, dunia hancur. Dunianya seakan berhenti berjalan.

"Selamat tinggal Lara, gue selalu ada disini."

"Gue gak bisa bayangin kedepannya gue gimana tanpa lo," ucap Aurora dengan air matanya.

"Perpisahan ini terlalu cepat.." isak Aurora.

Aurora tersenyum menatap batu nisan yang bertulis nama Lara, hatinya sakit. Aurora menghapus air matanya.

"Lo tega ninggalin gue sendirian Ra, Lo tega ninggalin wanita lemah ini" ucap Aurora.

"Kembali Lara.."

Tiba-tiba tubuh Aurora ambruk ditempat, membuat Raga segera menghampiri tubuh Aurora.

"Bawa Aurora kemobil Ga." perintah Winda, mamih Aurora.

Raga segera membawa tubuh Aurora kemobil, meninggalkan pemakaman.

Azka berjalan dengan tertatih, menuju makam Lara. Hatinya sakit, dadanya sesak.

Saat sudah sampai Azka segera duduk didekat batu nisan Lara, Azka membelai batu nisan itu dengan lembut.

"Sekarang kamu gak sendirian lagi, sekarang kamu udah engga ngerasa rasa sakit yang semesta buat, buat kamu" ucap Azka dengan senyumannya.

"Sampai kapanpun aku gak akan lupain kamu Ra, aku bakal tetap disini buat kmu. Dan perasaan ini" ucap Azka.

Azka segera mencium batu nisan itu, dengan mata dipejamkan. Azka mencium batu nisan itu cukup lama.

"Aku pamit, besok aku akan kesini. Setiap hari, selagi aku masih bernafas. Aku akan kesini buat kamu" pamit Azka.

"Tunggu aku disurga.."

TBC
.
.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak teman 🧡

Satu kata perpisahan buat Lara dong:)

Luka_10

LaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang