Asep, Azka, Raga dan Aurora sudah pulang sekitar satu jam yang lalu. Lara, Alvaro dan Zayn sedang berada diruang tamu.
"Ra, jangan pikirin yang aneh-aneh ya. Abang sayang sama Lara, gak mau Lara kenapa-kenapa" ucap Zayn.
"Tetep percaya sama Lara ya bang, tetep jagain Lara. Cuma Abang yang Lara punya, Lara gak punya siapa-siapa lagi, selain Abang sama bang Al" ucap Lara sedih.
"Abang sama bang Al, bakal terus jaga Lara. Sampai kapanpun, gak bakal biarin Lara sendirian" ucap Zayn, dan segera memeluk Lara dengan hangat.
Dengan sesekali mencium, pucuk kepala adik perempuannya itu dengan lembut.
"Abang"
"Iya Ra?" jawab Zayn, dan melepaskan pelukannya.
"Kalo Abang, sama bang Al udah punya pacar. Jangan lupain Lara ya," ucap Lara murung.
"Hey Lara, Princess abang. Abang bakal terus jaga Lara. Gak akan lupain Lara," ucap Alvaro dengan senyumannya.
Zayn tersenyum, dengan menatap Lara lekat. Tatapan penuh arti, adik kecilnya itu sudah beranjak dewasa sekarang.
Tumbuh menjadi gadis yang kuat, dan tidak pernah menyerah. Dia berjanji akan terus menjaga kedua adiknya itu.
Tidak ada yang boleh menyakiti Lara ataupun Alvaro, jika ada yang menyakiti keduanya. Mereka bisa mati ditangan Zayn.
"Lara," panggil Zayn membuat Lara menatapnya.
"Lara udah besar sekarang, tumbuh menjadi gadis yang kuat dan tangguh. Adik Abang udah besar sekarang," ujar Zayn membuat Lara tersenyum.
"Memiliki perasaan kepada lawan jenis, sudah waktunya Lara rasakan" lanjut Zayn.
"Tapi satu yang harus Lara inget, jangan pernah percaya sama kata-kata laki-laki. Yang katanya sayang dan cinta sama kamu," ujar Zayn.
Lara mengerutkan keningnya, apa maksud dari abangnya ini?
"Tapi jika memang bener-bener serius, dan sayang sama kamu. Dia akan nemuin Abang sama bang Al" ucap Zayn, serius.
Lara tersenyum, siapa yang akan berani menemui kedua kakak laki-lakinya. Mereka sangat kejam, jika soal Lara.
¥¥¥
"Lara capek bang," ucap Lara membuat kedua Abangnya, menoleh menatapnya.
"Kamu pasti bisa Ra,"
"Kamu kuat, udah mau berpetualang dengan banyak rasa. Rasa kecewa, marah, rasa ingin mati" ucap Zayn.
"Kamu punya hati yang kuat" lanjut Zayn.
"Hidup memang terkadang gak seadil itu dalam alur hidup kita Ra," ucap Alvaro.
Lara menatap Alvaro, Alvaro masih asik menatap langit malam yang menurut begitu indah malam ini.
"Meskipun kecewa memang bener-bener nyata, Abang tau kamu selalu ngerasa sendiri. Tapi kamu, udah berdiri didetik ini. Udah ngebuktiin kamu kuat, dan kamu bisa" lanjut Alvaro, membuat Lara tersenyum.
"Bisanya teriak tanpa suara, dan mendem sumuanya sendirian. Itu udah ngebuktiin bahwa kamu bukan perempuan yang lemah" ucap Zayn.
Satu tetes air mata menetes dipelelupuk, mata indahnya. Lara segera memeluk keduanya. Dia sangat menyayangi, kedua Abang laki-lakinya.
"Jangan pernah ngerasa sendiri, ada Abang disini" ucap Alvaro.
Lara semakin mengeratkan pelukannya, dari sangat beruntung memiliki keduanya.
"Kalo ada yang nyakitin kamu, bilang sama Abang! Yang berani bikin kamu nangis, bilang ke Abang ya" ujar Zayn.
"Al, ada masalah bilang ke Abang! Ada yang berani nantang lo, bilang ke Abang. Biar Abang abisin dia." ujar Zayn, membuat Alvaro tersenyum.
Lara mengganggukan kepalanya, tuhan sangat baik memberikan kedua kakak yang sangat menyayangi Lara.
Zayn tidak pernah bosan mengatakan hal itu, karena kebahagiaan kedua adiknya itu sangat penting dalam hidupnya.
Membahagiakan Lara dan Alvaro, adalah
tujuan hidupnya.TBC
.
.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak teman 🧡Luka_10
KAMU SEDANG MEMBACA
Lara
Teen FictionBIASAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA REVISI DILAKUKAN SETELAH CERITA SELESAI Terlalu banyak luka lara dalam hidupku, terlalu banyak serpihan luka yang aku rasakan. aku menutupinya dengan berbagai cara, tapi hatiku semakin sakit. saat aku berpura-pura bai...