Lara sedang bersiap-siap untuk membeli barang untuk nanti malam, dengan uang tabungannya sendiri.
Lara tidak akan peduli jiga kedua Abang, dan orang tuanya tidak mengizinkannya. Dia ingin bebas dari penjara ini.
Setelah siap Lara segera turun kebawah, dan melihat ada Zayn dan Alvaro yang sedang menonton televisi.
Alvaro dan Zayn menatap Lara, yang sudah siap akan pergi.
"Mau kemana?" tanya Zayn.
Lara seolah tuli, dia terus saja berjalan menuju luar rumahnya. Tanpa berniat sedikitpun menjawab pertanyaan Zayn.
"Apa kau tuli?! Mau kemana!" bentak Alvaro.
"Ke mall, bareng temen-temen. Beli baju gaun," jawab Lara.
"Dengan uang hasil mencuri?" tanya Zayn, lalu mendekat kearah Lara.
Zayn segera mengeluarkan uang ratusan ribu, dan melemparkannya dimuka Lara. Lara hanya memejamkan matanya, dia sangat terlihat hina disini.
"Pakai itu, jangan pakai uang haram." perintah Zat, dan kembali duduk di kursinya.
¥¥¥
"Kamu mau baju yang warna apa? Kita samain warnya. Biar jadi Couple goals" ujar Azka.
"Aku pengen yang warna Cream aja" ucap Lara dengan senyumannya.
"Ah aku item" ujar Azka sedih.
"Hei, gak boleh sedih. Gapapa kita ga sama warna, yang penting hatinya sama" ucap Lara.
"Ahh.. Lara" ucap Azka, dengan nada gemasnya.
"Jijik anjing!" teriak Asep.
"Iri? Bilang babi!"
Tiba-tiba Lara memukul mulut Azka yang kotor itu, membuat Azka memegang bibirnya dan ditekuk lucu.
"Sakit lara" rengek Azka.
"Jangan kayak gitu!"
"Iya maaf,"
"Minta maaf ke Asep!" perintah Lara.
"Maaf Asep"
"Gak bakal gue maafin, sebelum lo dikurbanin" ucap Asep dan berlalu begitu saja.
¥¥¥
Lara sudah menghabiskan waktunya bersam teman-temannya hingga sore hari. Dan Lara memutuskan untuk pulang, karena malam nanti pesta akan dimulai.
Sekarang Lara sudah berada dirumahnya, dan bersiap-siap untuk pesta nanti malam. Kebahagiaan sekarang berpihak kepada Lara.
Lara bahagia mengenal Azka, karena Azka adalah sumber bahagianya sekarang.
Setelah siap Lara segera turun dan melihat Zayn dan Alvaro, yang sudah siap juga.
"Berangkat sendiri! Saya tidak mau mengotori mobil, dengan orang hina seperti kamu" ucap David.
"Iya, aku duluan" pamit Lara.
Lara segera berjalan kedepan, membiarkan hatinya yang menangis. Perkataan, memang lebih pedih dan sakit dari pada sebuah pukulan.
Lukanya membekas, dan lama disembuhkan.
¥¥¥
"Cantik banget Ra" puji Azka, membuat Lara merona.
"Ih! Azka jangan diliatin"
"Cie.. Salang tingkah" goda Azka.
"Ih!"
Azka hanya bisa tertawa dengan respon wanita, yang dia cintai ini. Lara memang selalu menggemaskan.
Pesta diadakan dengan meriah, dan seru tentunya. Semuanya berjalan dengan mulus, seperti apa yang diharapkan oleh Lara.
"Hallo semuanya! Selamat malam, saya hanya ingin menunjukkan sebuah berita menarik malam ini" ucap seseorang, membuat Lara menatap panggung pesta.
"Kenapa?" tanya Aurora.
Lara hanya menggelengkan kepalanya, entah apa yang akan Cassandra ungkapkan malam ini.
Tapi Lara berharap semoga ini bukan hal yang dapat merusak hidupnya lagi.
Tiba-tiba ada layar lebar, yang menunjukkan foto Lara dengan Nathan yang sedang berada dikamar.
Dengan keadaan bercumbu dan kancing seragam Lara yang terbuka, membuat semuanya menatap Lara.
Rahang Zayn mengeras, begitupun dengan Alvaro. Semuanya tampak sangat menjijikkan.
"Owww.. Lara Putri Hensen, seorang jalan kecil?" ucap Cassandra.
Lara segera berlari menuju panggung pesta, "aku dijebak! Demi Tuhan aku dijebak!" teriak Lara.
Zayn segera mendekat kepada Lara "diam! Dasar jalan kecil! Tidak puas?! Kamu terus mempermalukan ayah hah?!" teriak Zayn.
"Bu-kan aku bang"
"Bich! Jalang kecil!"
Zayn segera memegang kasar tangan Lara, dan membawanya pergi dari pesta. Semuanya menyuraki Lara, Lara hanya bisa menangis.
Cassandra hanya bisa tersenyum penuh, kemenangan.
"Kak! Gue yakin Lara dijebak" ucap Azka, dan menghalangi langkah Zayn.
"Iya gue yakin! Itu bukan Lara," ucap Aurora yang sudah terisak.
"Berisik!"
"Jangan terus membela jalang kecil, kotor dan hina ini!" bentak Zayn.
TBC
.
.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak teman 🧡Gak kuat banget gaes😭
Luka_10
KAMU SEDANG MEMBACA
Lara
Teen FictionBIASAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA REVISI DILAKUKAN SETELAH CERITA SELESAI Terlalu banyak luka lara dalam hidupku, terlalu banyak serpihan luka yang aku rasakan. aku menutupinya dengan berbagai cara, tapi hatiku semakin sakit. saat aku berpura-pura bai...