3 bulan kemudian..
Sekarang Lara sudah naik kelas 11 IPA 1, tiga bulan juga Lara tidak pernah bertemu Zayn. Saat Lara menanyakan kabar pun, Zayn tidak pernah membalasnya.
Sekarang Lara hanya memiliki Alvaro, itupun jika Alvaro tidak meninggalkan Lara seperti Zayn.
"Udah jadi kakak kelas euy" ucap Asep.
"Bangga?" tanya Aurora.
Asep tidak sama sekali terganggu dengan pertanyaan Aurora, Asep masih melihat sekeliling.
"Anjir! Aing mau cewek, yang bawa buku itu tu!" teriak Asep.
"Lo mau cewe itu mau cewe itu, barang kali cewek itu hah?!" bentak Aurora, membuat Asep tertawa dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Eh Ra, dua Minggu lagi akan ada pesta sekolah penyambutan alumni?" tanya Azka.
Oh iya ,aku hampir lupa Lara terpilih menjadi wakil ketua osis di Galaxy Internasional School.
"Iya Ka, dua Minggu lagi" ucap Lara dengan senyumannya.
"Kak Zayn juga pulang?" tanya Raga.
"Kalo ayah izinin bang Zayn pulang" jawab Lara.
"Ra,"
Lara menatap Azka yang memanggilnya, Azka tersenyum namun dia sedikit ragu untuk mengungkapkannya.
"Kenapa?" tanya Lara, dengan senyuman khasnya.
"Paling dia minta lo, buat jadi pasangannya dipesta" ucap Asep, spontan mendapatkan tamparan dari Azka.
"Anjir sakit!" ringis Asep, memegang pipinya yang memerah.
Azka menatap Asep dengan tatapan tajamnya, kenapa mulut si Asep lemes banget si.
"Mau?" tanya Azka.
"Iya, aku mau" ucap Lara, Azka tersenyum menang.
¥¥¥
Lara sedang berjalan menuju perpustakaan, ada buku bacaan yang harus dia baca hari ini.
Saat dalam perjalanan, tiba-tiba Cassandra dan gengnya menghentikan jalan Lara. Lara mendongkakan kepalanya, dan tersenyum menatap Cassandra.
"Kenapa kak?" tanya Lara ramah.
Cassandra membuang mukanya, tampak muak dengan sikap Lara yang so ramah itu.
"Hidup lo, akan berhenti sebentar lagi" ucap Cassandra, mendekatkan mulutnya ditelinga Lara.
Seketika tubuh Lara menegang, dengan bisikan Cassandra. Tiba-tiba otaknya berpikir, pada masa-masa derita yang lalu.
"Gue ada tambang, gunting dan pisau. Ini tajam Lara" ujar Cassandra, dengan senyuman miringnya.
"Ini buat lo, suatu saat lo pasti butuh benda ini" ucap Cassandra, dan meembrikan tambang, gunting dan pisau ini dalam genggaman Lara.
Cassandra segera berlalu yang diikuti oleh teman-temannya, Lara masih mematung ditempatnya.
Lara memandang tambang, gunting dan pisau itu. Apa dia akan melakukannya dimasa depan nanti?
"Apa aku benar-benar butuh?" tanya Lara pada dirinya.
Lara melihat sekeliling, tampak sepi. Tidak ada siapapun. Lara segera berlari menuju kelasnya, masih menggenggam tambang, gunting dan pisau yang diberikan oleh Cassandra.
"Eh Ra? Gak jadi ke perpustakaannya?" tanya Aurora.
Lara tampak cemas dan segera memasukan tambang, gunting dan pisau itu kedalam tasnya.
"Tambang, gunting sama pisau itu buat apa?" tanya Aurora heran.
"Eumm... Tadi bang Al, titip ini. Buat main tujuh belas agustusan sama Lara" ucap Lara gugup.
Seketika tawa Aurora menggelegar dikelas 11 IPA 1, membuat semua menatapnya heran.
"Ih! Yang malu!" ucap Raga, seketika Aurora menatap sekeliling yang menatapnya.
"Apa kalian hah?!" bentak Aurora, membuat semuanya kembali fokus pada kegiatannya.
"Agustusan masih lama Lara, aduh ada ada aja"
Lara hanya tersenyum kikuk, untuk saja Aurora tidak bertanya lebih tentang tambang, gunting dan pisau yang dia masukan.
Azka menatap Lara dengan tatapan, sulit diartikan. Ada apa dengan Lara? Kenapa dia terlihat sangat cemas?
"Ada yang beres"
TBC
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak teman 🧡Spam komen yu! Biar aku tambah semangat upnya!
Luka_10
KAMU SEDANG MEMBACA
Lara
Teen FictionBIASAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA REVISI DILAKUKAN SETELAH CERITA SELESAI Terlalu banyak luka lara dalam hidupku, terlalu banyak serpihan luka yang aku rasakan. aku menutupinya dengan berbagai cara, tapi hatiku semakin sakit. saat aku berpura-pura bai...