Sebenarnya jika bukan karena sang ayah yang menelepon dan memintanya datang, Sohyun enggan menginjakkan kaki di rumah ini. Rumah yang telah ia tempati sejak ia masih dalam kandungan. Sebuah rumah megah yang sayangnya tidak memberinya kehangatan kasih sayang seorang ibu.
Di rumah ini ada banyak sekali kenangan pahit dan manis yang berkolaborasi. Tentang bagaimana pahitnya saat ia selalu diabaikan oleh ibu kandungnya dan tidak pernah dianggap ada. Bagaimana pahitnya perlakuan Jimin yang bahkan telah membencinya sejak kecil. Namun ada kenangan manis yang tidak bisa Sohyun lupakan. Yakni kenangan bersama sang ayah. Ayah yang selalu menyayanginya lebih dari apa pun dan selalu membanggakannya di depan banyak orang.
Sohyun membuka pintu rumah mewah itu. Melangkah masuk dengan santai sambil bersenandung kecil agar rasa sakit di hatinya sedikit teralihkan. Dia menegaskan pada dirinya sendiri bahwa kedatangannya kemari untuk menemui sang ayah.
"Harusnya kau mengetuk pintu sebelum masuk ke rumah orang lain!"
Sohyun berhenti, menoleh malas ke arah ruang keluarga di mana Seulgi sedang duduk santai sambil menonton TV. Di depannya terdapat beberapa camilan dan segelas jus jambu.
"Rumah orang lain?" Sohyun mendengus. Ternyata kakak iparnya ini masih saja tidak tahu malu. "Ini rumah orang tuaku. Dan sebagai putri dari pemilik rumah ini, harusnya kau bersikap lebih sopan padaku. Kau hanya menumpang di rumah ini."
"Hya!" Seulgi mendadak sangat jengkel dan merasa harga dirinya diinjak-injak. Rupanya apa yang ayah mertuanya katakan benar. Ingatan Sohyun telah kembali.
"Kau hanya bisa makan, tidur dan menghabiskan uang kakakku. Jadi perhatikan ucapanmu sebelum kau bicara! Karena selain kecantikan, kau tidak punya apa-apa lagi untuk dibanggakan."
Seulgi tidak tahan. Ia menghampiri Sohyun dan mendorong adik iparnya itu.
"Apa kau benar-benar tidak punya sopan santun? Kau pikir kau siapa, ha?!" Seulgi terus mendorong Sohyun dan baru berhenti saat ada seseorang yang mencekal tangannya dan berbalik mendorong hingga dirinya jatuh terduduk di atas lantai.
Lee Taehyung adalah pelakunya.
Pria itu memang tidak memberitahu Sohyun bahwa sang ayah mertua juga memintanya datang ke rumah ini. Jadi Sohyun berangkat lebih dulu diantar sopir barulah Taehyung membuntuti di belakangnya.
"Jangan sentuh istriku."
Seulgi bangkit dengan kesal bertepatan dengan Jimin yang baru muncul dari teras belakang.
"Sayang," Seulgi berhambur ke arah Jimin dan mulai bermain sandiwara. "Lihat apa yang adik iparmu lakukan. Dia mendorongku sampai jatuh. Kau lihat ini?"
Jimin menatap pergelangan tangan istrinya yang memerah seperti bekas cengkeraman.
"Sialan! Kau apakan istriku?"
"Harusnya kau tanya sendiri pada istrimu!" bukan Taehyung yang menjawab. Melainkan Sohyun. "Dia mendorongku lebih dulu kemudian Taehyung menolongku."
"Apa kau pikir istriku akan bersikap sekasar itu pada orang lain? Dia wanita terhormat!"
Sohyun tertawa sinis. Wanita terhormat mana yang merengek minta dinikahi setelah ditiduri? Bahkan dulu Seulgi pura-pura hamil dan pada akhirnya pura-pura keguguran.
Ratu drama.
"Mau apa kalian datang kemari? Ingin menghasut ayah lagi agar semakin tidak mempercayaiku?" todong Jimin. Setelah rencananya untuk menyingkirkan Sohyun gagal, ia hanya memiliki satu jalan keluar agar harta keluarga ini jatuh ke tangannya. Yakni membuat sang ayah mempercayainya.
![](https://img.wattpad.com/cover/229444099-288-k19690.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Swan
Fanfic"Aku dan kamu adalah dua ganjil yang tidak bisa menggenapkan. Adalah dua kata yang tidak bisa menjadi kita." -Lee Taehyung, 2020. START: 25 Juni 2020.