After Marriage.

1.1K 198 46
                                    

"Selamat pagi," Sohyun yang sudah berpakaian rapi, segera bergabung dengan Taehyung dan Jeonkook di ruang makan. Ada dua belas kursi dan meja yang sangat panjang di sana. Padahal di rumah ini hanya ada kakak beradik itu dan sekarang ditambah dirinya. Lantas mengapa Taehyung tidak membeli set meja makan ukuran kecil? Ini namanya pemborosan.

Sohyun memilih duduk berhadapan dengan Jeonkook, sementara Taehyung berada di ujung, tepat di sisi kanannya.

Ada seorang koki yang menyiapkan sarapan untuk mereka. Taehyung minum kopi dan makan sandwich dada ayam. Sementara Jeonkook minum susu cokelat dan makan sandwich alpukat dengan mayonais dan telur dadar setengah matang.

Koki tersebut meletakkan segelas jus tomat dan salad buah-menu sarapan Sohyun selama hampir dua tahun ini.

"Taehyung-ssi, dari mana kau tahu apa yang kumakan setiap pagi?"

Taehyung yang sedang membaca email masuk di ipad-nya, melirik Sohyun sekilas dan kembali fokus pada email yang ia baca. "Ibumu."

"Ibuku memberitahumu atau kau yang bertanya? Ah, kau juga membeli skincare yang biasa aku pakai. Padahal aku tidak minta. Apa ibuku juga yang memberitahumu?"

Sohyun kira Taehyung akan memberinya jawaban meski singkat. Sayangnya pria yang pagi ini memakai setelan jas hitam itu justru tidak mengindahkan pertanyaannya. Taehyung menganggap pertanyaannya barusan hanyalah angin lalu.

"Taehyung-ssi, di ruang pakaianku ada sebuah lemari kaca besar berisi lima belas gaun mewah rancangan seorang desainer di Paris," Sohyun mulai menginterogasi lagi. Karena ia tidak suka diselimuti rasa penasaran sejak tadi malam. "Gaun itu milik kekasihmu?"

Jeonkook yang sejak tadi berusaha tidak peduli, kini memfokuskan tatapannya pada Sohyun.

"Di kafe Jamais Vu saat kita bertemu pertama kali, kau bilang kau memiliki kekasih. Jadi apa gaun-gaun itu miliknya? Dan mengapa kau meletakkannya di ruang pakaianku? Ada banyak sekali ruangan di rumah ini. Mengapa kau mencampur pakaianku dengan pakaian kekasihmu? Atau jangan-jangan ruangan itu adalah milik kekasihmu sebelumnya? Apa dia pernah tinggal di sini?"

Jeonkook meringis mendengar rentetan pertanyaan yang keluar dari mulut Sohyun begitu saja. Taehyung suka ketenanangan. Dan sikap yang baru saja wanita ini tunjukkan pasti akan sangat mengusik sang kakak dan bisa jadi pria itu akan marah.

"Gaun itu untukmu."

Sohyun berhenti mengunyah salad yang ada di dalam mulutnya. Matanya melotot seperti akan lepas dan menggelinding keluar.

"Untukku? Semuanya?"

"Jika ada yang tidak kau suka, kau boleh membuangnya."

Apa tadi katanya? Membuangnya? MEMBUANG? Maksud Lee Taehyung, dirinya boleh membuang gaun limited edition seharga 85 juta won hanya karena tidak suka? Apa karena terlalu banyak uang, otak Taehyung bergeser sejauh ini? Baru kemarin mereka menikah dan dirinya sudah mendapatkan belasan gaun mahal? Lantas bagaimana jika dia berhasil mendapatkan hati Lee Taehyung? Wah, bisa jadi seluruh kekayaan pria itu akan jatuh ke tangannya.

"Noona, apa tidurmu nyenyak?"

Lamunan Sohyun buyar. Ia yang tadi menatap Taehyung, kini beralih pada Jeonkook. Pemuda itu sudah berseragam rapi. Tampak sangat tampan dan mempesona. Ia yakin ada banyak gadis di sekolah Jeonkook yang menyukai pemuda itu.

"Nyenyak. Sangat nyenyak. Kamarnya sangat nyaman."

"Jika Noona butuh sesuatu, Noona bisa memberitahuku. Atau memberitahu pelayan di rumah ini."

Black SwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang