Bagian Lain

828 170 55
                                        

Lima bulan berlalu. Jarum pada jam terus berdetak maju. Sama sekali tidak berhenti untuk menunggu orang-orang yang tertinggal. Ia terus berotasi, berputar melewati menit, jam hingga puluhan hari.

Sohyun belum juga ditemukan.

Keberadaan wanita itu sama sekali tak terdeteksi radar. Berbagai macam upaya telah dilakukan oleh Tuan Hwang dan Tuan Lee. Dua pria yang usianya lebih dari setengah abad itu sama-sama berjuang untuk menemukan keberadaan Sohyun. Mereka berdua adalah dua pria yang ingin Sohyun kembali. Tuan Hwang ingin putri kesayangannya kembali ke pelukannya. Sementara Tuan Lee ingin menantu satu-satunya itu kembali ke sisi putranya.

Mereka berdua bahkan menjanjikan setengah dari harta yang mereka miliki akan diberikan kepada seseorang yang berhasil menemukan Sohyun.

Sayangnya hingga hari ini belum ada laporan tentang keberadaan Sohyun dan Seok Jin juga masih berstatus buron.

Sejak kejadian itu, Jeonkook membatalkan niatnya untuk pindah ke Amerika. Dia tetap bertahan di Korea untuk membantu menjaga Taehyung. Pria itu menjadi gila kerja dan tidak peduli terhadap apa pun.

Taehyung bahkan jarang pulang ke rumah hingga berminggu-minggu. Ia menghabiskan waktu di kantor dan menenggelamkan diri di antara tumpukan dokumen pekerjaan.

Taehyung melarikan diri dari kenyataan yang tersaji di depannya. Kenyataan di mana wanita yang sangat ia cintai belum ditemukan sampai hari ini. Taehyung terus menyimpan Sohyun dalam ingatannya dan menciptakan dunianya sendiri. Tak jarang, ia berhalusinasi dan berbicara sendirian seolah Sohyun ada di depannya dan memeluknya erat.

Seperti siang ini. Taehyung duduk di sofa ruang kerjanya dan menatap kosong ke sisi kanannya. Beberapa detik kemudian ia tersenyum saat bayangan Sohyun muncul.

"Kau cantik hari ini," puji Taehyung pada sosok Sohyun yang sebenarnya tidak ada. "Lebih cantik dari kemarin."

Sunyi. Hanya detak jarum jam yang terdengar memenuhi ruangan Taehyung.

"Abeoji meneleponku pagi ini dan memintaku pulang. Lagi-lagi dia mengatakan bahwa dia akan terus mencari dan menemukan keberadaanmu," Taehyung terkekeh. Merasa geli jika mengingat ucapan sang ayah yang dia anggap seperti angin lalu. "Padahal jelas-jelas kau ada di sini. Bersamaku."

Taehyung benar-benar terjebak. Rasa frustrasi dan pukulan kenyataan yang begitu berat membuat pria itu perlahan-lahan mengalami depresi hingga kesulitan membedakan mana dunia imajinasi yang ia ciptakan sendiri dan mana dunia nyata yang harusnya ia jalani.

"Sohyun-ah ... aku sering bermimpi kehilanganmu. Di mimpiku ... kau jatuh ke dalam jurang dan menghilang sampai sekarang. Itu tidak akan menjadi kenyataan kan? Bukankah kita akan terus bersama sampai akhir?"

"Di mimpiku juga ... Jin Hyeong yang menyakitimu. Padahal kenyataannya dia sangat baik. Dia sering membantuku dalam banyak hal. Jin Hyeong tidak akan menyakiti wanita yang sangat aku cintai kan?"

Dari balik pintu, Nyonya Lee dan yang sedari tadi menyaksikan bagaimana Taehyung berhalusinasi dan berbicara sendiri, menutup mulutnya dan menangis tanpa suara. Jeonkook yang berdiri di belakangnya segera memeluknya erat.

Nyonya Lee bahagia akhirnya putra kandungnya bisa berubah dan mulai menjalani kehidupan yang normal. Namun kebahagiaan itu seolah dicabut paksa dalam sekejap saat seseorang yang berhasil membuat putranya kembali normal, hilang begitu saja.

"Eomma, jangan menangis!" Jeonkook membantu menghapus air mata sang ibu angkat. "Kita ke sini untuk makan siang bersama Hyeong. Eomma bahkan memasak makanan kesukaannya."

Nyonya Lee mengangguk kuat. Segera menghapus air matanya, menarik napas dan mengembuskannya. Ia ulangi lagi hingga mendapatkan ketenangan.

"Ayo," Jeonkook tersenyum. Membuka pintu ruang kerja sang kakak sambil menggandeng tangan sang ibu. "Hyeong! Ayo makan! Aku lapar!"

Black SwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang