Different.

1.1K 211 71
                                    

Yang Sohyun tahu, sejak keluar dari rumah sakit sebulan yang lalu, ia belum merasakan apa-apa pada Taehyung. Padahal pria itu pernah memberitahunya bahwa dirinya sangat mencintai pria kaya raya itu. Tapi mengapa Sohyun tidak merasakan semacam debaran menggelikan?

Wanita itu menghela napas panjang. Ia kembali fokus pada roti bakar yang sedang ia buat sebagai menu sarapan sang suami. Meski setiap masakan yang ia buat akan berakhir sia-sia karena Taehyung tidak pernah menyentuhnya. Padahal jika koki yang memasak makanan untuk Taehyung, pria dengan surai sekelam malam itu akan menyantapnya tanpa penolakan.

Apakah masakan yang ia buat seburuk itu?

"Nyonya."

Sohyun menoleh. Mendapati seorang koki laki-laki bernama Oh Dae Han. Koki yang selalu menyiapkan sarapan untuk sang suami.

"Sebaiknya Nyonya istirahat saja. Saya yang akan menyiapkan sarapan untuk Tuan."

"Ne. Gomawo," Sohyun mengulas senyum tipis. Membasuh telapak tangannya di wastafel dan meninggalkan dapur.

Taehyung sedang ada di kamar. Tidak mungkin dirinya kembali ke kamar sekarang. Dia sedikit tidak nyaman setiap kali melihat wajah dingin suaminya sendiri. Oleh karena itu Sohyun memutuskan untuk pergi ke kolam renang yang ada di lantai tiga. Ia harap kolam renang yang sepi bisa membuat pikirannya yang kacau menjadi lebih tenang.

Wanita yang pagi ini memakai dress warna peach sebatas lutut itu melepas sandal rumahnya. Duduk di pinggir kolam renang dan mencelupkan kedua kakinya di air. Rambut hitam panjangnya yang dibiarkan terurai, ia selipkan ke belakang telinga.

"Rumah ini sangat nyaman," matanya mengedar ke sekitar. Mendapati lampion-lampion yang tergantung di beberapa bagian. Lampion-lampion itu akan menyala di malam hari. Melahirkan kesan hangat dan romantis. "Siapa yang memiliki ide memasang lampion di tempat ini? Apakah Taehyung Oppa? Ah, pria dingin sepertinya mana mungkin mengerti tentang hal romantis semacam ini."

Sohyun mengalihkan pandangannya ke arah air kolam. Mengayun-ayunkan kedua kakinya bergantian di dalam sana. Ia bosan. Sebulan terakhir ini yang dia lakukan hanya mengelilingi rumah, membaca buku di perpustakaan dan sesekali menghabiskan waktu di ruang taekwondo. Taehyung sudah melarangnya untuk berhenti jadi model. Pria yang berstatus sebagai suaminya itu juga melarang dirinya untuk menghubungi Yoon Namjoon. Padahal ada banyak sekali hal yang ingin ia tanyakan pada mantan manajernya itu. Karena ia yakin, ingatannya akan segera kembali jika pertanyaan-pertanyaan dalam kepalanya bisa dijawab oleh Namjoon.

Sohyun tidak tahu mengapa, salah satu tempat favoritnya di rumah ini selain kolam renang adalah ruang latihan taekwondo. Ia penasaran, apakah Taehyung menyukai olahraga tersebut? Karena saat ia bertanya pada beberapa karyawan di rumah ini, mereka hanya menggeleng sebagai jawaban tidak mengerti. Hal ini sempat membuat Sohyun curiga. Mana mungkin karyawan yang bekerja selama bertahun-tahun di rumah ini tidak tahu tentang hobi Lee Taehyung?

Sohyun meringis dan segera memegangi kepalanya saat sekelebat ingatan samar melintasi kepalanya. Samar-samar, ia melihat Taehyung yang baru saja berenang, mencium seseorang yang duduk di tepi kolam renang. Sayangnya Sohyun tidak bisa melihat dengan jelas siapa seseorang yang suaminya cium. Apakah itu dirinya?

"Argh!" Sohyun memegangi dadanya yang mendadak nyeri. Terasa begitu sesak dan bulir-bulir bening mulai berjatuhan. "Sakit sekali."

Wanita itu menggigit bibir bawahnya dengan tangan kanan yang mencengkeram dada dan tangan kiri menutup mulut agar tangisnya tidak terdengar.

Dadanya begitu sakit. Ada kesedihan mendalam yang ia rasakan tanpa tahu alasan di balik kesedihan itu. Ia juga melihat sekelebat bayangan saat dirinya duduk di tepi kolam renang di rumah orang tuanya bersama seorang pria. Namun sekali lagi, wajah pria itu tidak jelas dalam ingatannya.

Black SwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang