Rahasia Guangdong

744 164 51
                                        

Satu jam lima puluh lima menit lamanya perjalanan yang harus ditempuh oleh pesawat yang dinaiki Jeonkook untuk bisa sampai di Bandara Beijing. Sebenarnya tidak terlalu lama, tapi bagi Jeonkook perjalanan ini seperti menghabiskan waktu lima ratus tahun lamanya. Pemuda bertubuh atletis itu tidak bisa duduk dengan tenang, ia gusar setelah melakukan panggilan video dengan Chenle. Apalagi setelahnya seorang pramugari kembali mengingatkannya untuk segera menonaktifkan ponselnya. Mau tidak mau, Jeonkook terpaksa harus mengakhiri panggilan itu.

Sang ayah membelikannya tiket first class agar ia bisa menikmati perjalanan dengan nyaman. Tetap bisa memakan makanan favoritnya yang dimasak oleh koki profesional. Terlebih para pramugari yang sejak tadi menawarkan banyak hal padanya agar semakin nyaman. Namun Jeonkook menolak itu semua. Ia bahkan tidak berselera untuk makan. Ia hanya ingin segera sampai di Beijing dan menuju Guangdong untuk menemukan Sohyun dan membawa wanita itu pulang. 

Jeonkook bahkan sudah lupa apa yang harus ia lakukan saat bertemu klien. Ia lupa apa saja yang harus ia lakukan selama berada di negeri tirai bambu itu. Pikirannya dipenuhi oleh Sohyun. Dia sudah tidak tahan melihat betapa menyedihkannya kondisi Taehyung setelah ditinggal pergi wanita itu.

Jeonkook menjadi orang pertama yang keluar dari pesawat setelah pesawat itu mendarat di Beijing. Sambil berjalan cepat, ia menyalakan kembali ponselnya untuk mencari nomor Chenle dan segera meneleponnya.

"Aku sudah sampai di Beijing. Aku akan ke Guangdong sekarang. Aku harus naik apa?"

"Kau tidak istirahat dulu? Kau pasti lelah. Kau bisa ke Guandong besok."

"Aku tidak ada waktu! Katakan saja, aku harus naik apa?"

"Jarak dari Beijing ke Guangdong cukup jauh. Lima jam setengah jika naik kereta, dan tiga jam jika naik pesawat."

"Oke, aku akan naik pesawat."

"Tunggu dulu, Justin!"

Jeonkook yang sudah akan mengakhiri panggilan itu, mengurungkan niatnya.

"Ada apa?"

"Aku dan Namjoon Gege akan kembali ke Beijing hari ini. Bagaimana jika kau tunggu aku kembali ke Beijing lalu kita berangkat bersama ke Guangdong besok? Lagi pula kau tidak tahu daerah Guangdong. Ingat, bung! Ini di China, bukan di Korea. Bukannya menemukan kakak iparmu, yang ada justru kau akan menghilang nanti."

Jeonkook semakin gusar. Ia membenarkan ucapan Chenle. Ini bukan negaranya. Ia tidak tahu apa-apa soal negara ini. Namun, ia tidak bisa jika harus menunggu. Terlalu membuang-buang waktu.

"Aku akan tetap ke Guangdong sekarang. Aku harus segera memesan tiket pesawat. Aku tutup."

Percakapan itu berakhir. Masih sambil berjalan menuju imigrasi untuk diperiksa, Jeonkook menghubungi sang ayah. Ia cukup senang karena sang ayah segera menjawab panggilannya.

"Kau sudah sampai? Bagaimana perjalananmu?"

"Appa, aku harus naik pesawat lagi menuju Guangdong. Apakah orang-orangmu menjemputku di Beijing?" Jeonkook sama sekali tidak menjawab dua pertanyaan yang dilemparkan oleh sang ayah. 

"Apa yang akan kau lakukan di Guangdong? Kau harus menemui klien kita di Beijing."

"Appa, bisakah orang-orangmu saja yang menemui klien? Ini sangat emndesak. Aku harus ke Guangdong sekarang."

"Shin Jeonkook! Jangan berulah!"

"Appa, Sohyunie Noona ada di Guangdong!"

Hening untuk beberapa saat sampai akhirnya suara sang ayah kembali terdengar.

Black SwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang