Permintaan.

1K 190 49
                                    

Sohyun bosan.

Pekerjaannya selesai pukul lima sore dan dia tidak memiliki jadwal kegiatan lain. Jadi dia memutuskan untuk pulang ke rumah dan beristirahat. Tapi yang ada, dia justru merasa sangat jenuh dan tidak bisa tidur. Apalagi sekarang masih pukul enam sore. Taehyung belum pulang. Setelah mengantar Jeonkook pulang, suami sandiwaranya itu pergi lagi untuk urusan bisnis.

Apa Taehyung harus bekerja segila ini? Apa dia masih merasa kurang? Bahkan seluruh uang pria itu bisa digunakan untuk melapisi dinding dan dijadikan karpet di rumah ini.

Karena tidak ingin mati bosan, Sohyun keluar dari kamar. Sore ini ia memakai celana jeans biru sepaha dan kaos longgar warna putih yang ujungnya lebih panjang dari celana yang sedang dipakainya. Dia berjalan menuju kamar Jeonkook yang berada persis di sebelah kamarnya-ralat! Kamar Taehyung yang kini ia tempati. Pintu kamar berwarna putih itu tertutup. Mungkin Jeonkook sedang belajar atau mungkin tidur.

Tok ... tok!

"Jeonkook-ah. Apa kau tidur?"

Tidak sampai lima detik, pintu di depan Sohyun terbuka. Jeonkook dengan celana hitam sebatas lutut dan kaos polos warna putih menatapnya bingung.

"Aku sedang membaca materi biologi. Ada yang bisa kubantu, Noona?"

Andai saja Taehyung selembut dan semanis Jeonkook. Pasti Sohyun sudah bisa menaklukkan pria itu sejak pertemuan pertama mereka di kafe Jamais Vu dulu.

"Ah, kau sedang belajar ya. Ya sudah lanjutkan saja kalau begitu. Maaf mengganggu."

"Apa Noona butuh sesuatu? Katakan saja. Aku bisa menyelesaikan belajarku nanti malam."

Jika Sohyun memiliki adik perempuan yang masih SMA, dia pasti akan menjodohkannya dengan Jeonkook. Pemuda baik-baik, sopan, pintar, atlet taekwondo dan TAMPAN.

"Aku hanya merasa bosan. Aku ingin tidur tapi tidak bisa. Aku kira kau sedang tidak sibuk karena aku ingin kau menemaniku mengelilingi rumah ini."

Jeonkook keluar dari kamarnya kemudian menutup pintu. "Ayo kutemani."

"Tapi kau sedang belajar."

"Tidak masalah," Jeonkook tersenyum. Memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana dan berjalan lebih dulu. Sementara Sohyun mulai mengekor di belakang adik iparnya itu.

Mereka menuju lantai tiga di mana terdapat beberapa ruangan di sana. Ada ruang rapat berisi meja panjang dan belasan kursi, proyektor, kulkas dan TV dengan merk yang sama seperti yang ada di kamar Taehyung.

"Mengapa ada ruang rapat di sini?"

"Saat Hyeong sakit, atau di hari Sabtu dan minggu jika ada pekerjaan mendadak, Hyeong akan memanggil para karyawannya untuk rapat di ruangan ini. Jadi dia tidak perlu pergi ke kantor."

Sohyun berdecak kagum. Bahkan di rumah ini, Taehyung menyiapkan ruangan khusus untuk rapat dengan karyawannya. Pantas saja pria itu bisa sangat sukses. Sepertinya 'time is money' adalah prinsip hidup seorang Lee Taehyung.

Sohyun keluar dari ruangan itu dan Jeonkook langsung menutup pintu. Mereka berjalan ke ruang sebelah di mana terdapat ruangan dengan pintu cokelat yang dikunci.

"Ini ruang kerja Taehyungie Hyeong."

"Kau punya kuncinya? Bolehkah aku masuk ke dalam?"

"Di rumah ini tidak ada siapa pun yang boleh masuk ke ruangan ini, Noona. Bahkan para pelayan tidak diijinkan membersihkan ruangan ini. Hyeong akan merapikannya sendiri dan menyimpan kunci beserta semua duplikatnya."

Black SwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang