Mengikuti Kata Hati.

1K 196 114
                                    

"Suka kamarnya?" Lee Seok Jin, pria bersetelan jas abu-abu yang tidak lain adalah sepupu Taehyung dan Jeonkook masuk ke sebuah kamar yang telah ia siapkan setelah sang paman meneleponnya dan mengatakan bahwa Jeonkook akan tinggal bersamanya. Rambut hitam legamnya membuat ketampanannya semakin menonjol dengan hidung bangir dan bibir tebal yang sexy.

Jeonkook yang baru saja membuka kopernya menoleh ke arah pintu saat Seok Jin masuk. Sepulang sekolah, Seok Jin menjemputnya dan langsung membawanya ke rumah ini.

"Suka, Hyeong. Maaf merepotkanmu."

"Jika kau butuh sesuatu atau ada yang tidak kau suka dari kamar ini, katakan saja. Aku akan menyesuaikan dengan keinginanmu. Mulai hari ini, rumahku juga rumahmu."

Jeonkook mengulas senyum. Mengucapkan terima kasih dengan tulus.

Seok Jin duduk di tepi tempat tidur, di sebelah koper Jeonkook yang isinya sedang dikeluarkan oleh sang pemilik. Selama ini dia memang tidak akrab dengan Jeonkook dan Taehyung. Bukan karena tidak suka, tapi sebagai seorang anak tunggal, ia disibukkan dengan kegiatan belajar bisnis sejak dini. Bahkan ia bertemu dengan klien pertamanya di usia tiga belas tahun. Tentu saja atas perintah ayah dan ibunya yang sekarang menetap di Belanda-di kampung halaman sang ibu.

Itulah yang membuat Seok Jin sama sekali tidak keberatan saat Gwang Bin menelepon karena ingin Jeonkook tinggal bersamanya. Setidaknya ia tidak akan merasa kesepian lagi.

"Sudah menghubungi Taehyung?"

Tangan Jeonkook berhenti bergerak. Sejak tadi, ia mati-matian menahan rasa rindu pada kakak sekaligus kekasihnya itu. Apalagi setelah apa yang ia dan Taehyung lakukan di hotel semalam. Rasa cintanya bertambah dan melesat semakin jauh.

"Nanti, Hyeong."

"Jika rindu, telepon saja. Aku bukan ayahmu yang akan melarang hubungan kalian berdua."

Bagai disambar petir, Jeonkook menoleh cepat. Mendapati Seok Jin tersenyum tipis padanya. Apa sang sepupu sudah tahu hubungannya dengan Taehyung? Apa sang ayah yang memberitahu?

Seok Jin terkekeh melihat ekspresi terkejut Jeonkook. Adik sepupunya itu terlihat menggemaskan saat kedua matanya membola dengan mulut sedikit terbuka.

"Tenang saja. Bukan Gwang Bin Samcheon yang memberitahuku."

"Hyeong tahu dari mana?"

"Anggap saja insting seorang gay."

Gay? Maksudnya Lee Seok Jin juga penyuka sesama jenis seperti dirinya?

"Hyeong, apa kau juga ... " Jeonkook ragu, menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal. Apa sopan jika ia bertanya demikian? "Apa kau ..."

"Lebih tepatnya aku bisexual. Tidak peduli laki-laki atau perempuan, aku akan beekencan dengannya jika aku suka."

Haruskah Jeonkook merasa lega karena sepertinya Seok Jin bisa memahaminya? Sepertinya dugaan-dugaan buruk yang bersarang dalam kepalanya sejak tadi tidak akan terjadi. Padahal ia sudah takut setengah mati dan berpikir Seok Jin akan merasa jijik padanya.

"Kau memiliki kekasih, Hyeong?"

"Dulu iya. Sekarang tidak."

"Laki-laki atau perempuan?"

"Saat aku duduk di bangku SMA, aku memiliki kekasih seorang perempuan. Hubungan kami berakhir karena aku bosan. Dan tiga tahun yang lalu aku menjalin hubungan dengan seorang pria. Tapi hubungan kami hanya bertahan satu tahun setengah."

"Karena kau bosan?"

Seok Jin menggeleng. Tersenyum kecut saat mengingat penyebab hubungannya berakhir. "Dia ingin menjadi pria normal."

Black SwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang