Kesepakatan (1)

662 147 19
                                    

Namjoon mengutuk dirinya dalam hati berulangkali. Menyumpah serapahi kebodohannya karena goyah dan berakhir di sebuah kafe di daerah Myeong dong. Berhadapan dengan seorang Hwang Jimin yang tidak lain adalah pria yang selalu menyakiti wanita yang paling ia cintai.

"Mau minum apa, Yoon Namjoon-ssi?"

"Kita langsung ke intinya saja. Maaf, tapi aku sibuk dan tidak punya banyak waktu."

Jimin terkekeh. Tentu saja dia senang jika Namjoon tidak perlu diberi basa-basi pembuka percakapan. Jimin sedikit memajukan tubuhnya, meletakkan kedua sikunya di atas meja dengan kedua telapak tangan disatukan.

"Aku yakin kau sudah tau kalau Lee Taehyung adalah pria tidak normal."

Namjoon berusaha menutupi keterkejutannya. Dari mana Jimin bisa tahu? Tidak mungkin Sohyun memberitahu pria ini. Apa mungkin Taehyung sendiri yang memberitahu? Ah, itu lebih tidak mungkin lagi.

"Kau sangat mencintai adikku, Namjoon-ssi?" sudut bibir Jimin terangkat. Harusnya ia tidak perlu bertanya. Semua itu bisa dilihat dari bagaimana cara Namjoon menatap Sohyun, bagaimana pria tinggi tegap ini memperlakukan adiknya. "Aku tidak akan mencegahmu. Karena itu hakmu untuk jatuh cinta pada siapa pun."

Namjoon masih berusaha menerka sebenarnya ke mana arah pembicaraan Jimin. Meski telah mengatakan tidak suka basa-basi, tapi sepertinya Jimin masih berusaha mengulur waktu dan membuka celah untuk membicarakan inti dari pertemuan mereka pagi ini.

"Em ... yah, kau mungkin sering mendengar dari Sohyun kalau kami sering bertengkar. Tapi sebenarnya aku sangat menyayangi adikku itu. Hanya saja dia keras kepala dan susah sekali diatur."

Namjoon mendengus samar. Bagian mana dari seorang Hwang Jimin yang menyayangi Sohyun? Pria di depannya ini bahkan tidak segan menyakiti fisik Sohyun. Itukah yang dinamakan sayang? Perlakuan tidak adil yang diterima Sohyun selama ini cukup membuat Namjoon geram. Tapi entah mengapa dia dengan bodohnya justru menemui Jimin.

"Aku baru tahu kalau ibumu adalah salah satu pengusaha tersukses di China. Ayahmu orang Korea asli dan dia adalah seorang dosen di sebuah universitas. Orang tuamu rupanya cukup kaya. Aku benar kan?"

Bahkan Namjoon sendiri tidak pernah  membuka identitas dirinya pada Sohyun. Dia ingin dipandang sebagai seorang Yoon Namjoon. Bukan sebagai putra dari pengusaha sukses di China.

"Tentunya kau mampu membiayai hidup adikku. Kau tahu kan kalau adikku menyukai uang dan sangat serakah?"

Namjoon mulai kesal. Apa Jimin tidak punya kaca? Yang harus disebut serakah di sini adalah pria itu sendiri.

"Aku akan membantumu mendapatkan Sohyun," Jimin berujar yakin. Senyumnya semakin lebar berusaha meyakinkan. "Dia lebih cocok denganmu daripada hidup dengan Taehyung. Pria tidak normal itu mana mungkin bisa membahagiakan adikku."

"Harga apa yang harus kubayar untuk itu?" Namjoon cerdas. Hwang Jimin tidak mungkin membantunya tanpa pamrih. Pria licik itu akan melakukan berbagai macam cara agar bisa mewujudkan keinginannya.

"Aku suka pertanyaanmu," Jimin menjentikkan jarinya. "Aku akan mengirim berita ketidaknormalan Taehyung pada media. Saat berita itu dikonfirmasi kebenarannya, akan banyak media yang merasa iba pada adikku dan menghujat Taehyung. Orang-orang akan meminta mereka berpisah. Dan aku akan menggunakan kesempatan itu, meminta beberapa akun sosial media penggemar Sohyun untuk mempublikasikan foto-fotomu dengan adikku."

Namjoon tidak perlu diberi penjelasan dua kali. Ia sangat paham dengan apa yang Jimin katakan.

"Nantinya akan banyak orang yang bersimpati padamu dan mendukung hubungan kalian berdua. Setelah Taehyung dan adikku bercerai, kau bisa menikahinya. Setelah itu bujuk adikku untuk memberikan perusahaan Hwang padaku. Lalu bawa dia ke China. Aku yakin kau sangat mampu untuk memfasilitasi segala kebutuhan Sohyun. Saat ini kau tidak perlu berpura-pura hidup biasa saja, Yoon Namjoon-ssi. Keluargamu bahkan jauh lebih kaya dibandingkan keluargaku."

Black SwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang