Taehyung keluar dari mobil tanpa menutup pintu. Ia berlari kencang di tengah kegelapan malam. Jurang-jurang di kanan-kirinya memaksanya harus berhati-hati agar tidak jatuh dan mati mengenaskan. Sementara di ujung sana, ia melihat cahaya terang berasal dari sebuah mobil yang sangat ia hafal siapa pemiliknya.
Setibanya di sana, ia hanya medapati mobil itu tapi tidak menemukan istrinya dan juga si pemilik mobil. Taehyung kalut. Apalagi tempat di mana ia berada saat ini di kelilingi jurang-jurang mengerikan.
"SOHYUN-AH!" Taehyung berteriak dengan pandangan mencari ke sana-kemari. "SOHYUN-AH! KAU DI MANA?"
Tenggorokan Taehyung sakit saking kerasnya ia berteriak. Namun ia abaikan. Ia hanya ingin segera menemukan sang istri dan menjaganya. Air matanya terus berjatuhan. Ia bahkan belum sempat menebus dosa-dosanya pada Sohyun.
"SOHYUN-AH! ... LEE SO-"
Bugh!
Kepala belakang Taehyung dipukul seseorang dari belakang, membuatnya limbung dan jatuh. Tidak cukup sampai di situ, meski Taehyung telah jatuh, seorang pria bertubuh tinggi besar dengan pakaian serba hitam itu terus memukulinya, menendangnya berulang kali. Darah mulai mengalir dari pelipis dan hidungnya. Bahkan saat pria itu menginjak dadanya kuat, Taehyung terbatuk mengeluarkan darah segar.
"Cukup!" titah pria lain yang muncul dengan jas berwarna biru gelap pada salah seorang anak buahnya yang tadi memukuli Taehyung. Sementara itu di belakangnya dua anak buahnya yang lain sedang memegangi Sohyun. Kedua tangan wanita itu diikat dan mulutnya ditutup kain. Wajahnya juga penuh luka memar.
Sohyun terbelalak melihat Taehyung terkapar di atas tanah. Ia berontak dan berlari menghampiri Taehyung. Air matanya menderas.
"Sohyun-ah," suara Taehyung melemah. Sekujur tubuhnya begitu sakit namun ia memaksakan diri untuk duduk dan memeluk wanita itu. "Sohyun-ah, uljima. Aku ada di sini. Aku ada di sini, sayang."
Bukannya berhenti, tangis Sohyun semakin menjadi. Dengan sigap, Taehyung melepas kain yang membekap mulut istrinya. Namun saat ia akan melepas ikatan tangan Sohyun, pria berpakaian serba hitam tadi kembali menghajar Taehyung. Sementara pria yang satunya menyeret Sohyun menjauh dari Taehyung.
Pria berjas biru gelap tadi menarik rambut Sohyun kuat saat wanita itu sudah berada di sampingnya.
"Aku mohon, lepaskan suamiku. Jangan pukuli dia lagi."
Bukannya iba, pria tadi justru tertawa keras. Sebenarnya dia tidak ingin melukai siapa pun. Namun tidak ada jalan lain untuknya. Baginya ini adalah cara terakhir untuk menghancurkan Taehyung.
"Jika aku tidak boleh memukulinya lagi, bukankah berarti aku harus memukulmu sebagai gantinya?"
PLAK!
Satu tamparan keras mendarat di pipi Sohyun hingga ia jatuh tersungkur. Taehyung yang menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri sangat murka, tapi tenaganya tidak cukup kuat untuk bangkit dan menghancurkan pria brengsek di hadapannya ini. Pria brengsek yang diam-diam telah menusuknya dari belakang.
"Jin Hyeong," dengan sisa tenaga yang ia miliki, Taehyung yang semula tergeletak tak berdaya, duduk dengan hati-hati. Rasa sakit di sekujur tubuhnya ia abaikan. Karena rasa pada hatinya jauh lebih besar. "Apa sebenarnya yang kau mau? Jika kau marah padaku, jangan melampiaskannya pada istriku. Dia tidak salah apa-apa."
Pria berjas biru gelap yang tidak lain adalah Lee Seok Jin tertawa semakin keras. Pertunjukan malam ini jauh lebih menarik dari yang ia bayangkan. Melihat seorang Lee Taehyung yang selama ini begitu sombong dan angkuh, kini bersujud memohon padanya dalam kondisi tak berdaya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Black Swan
Fanfiction"Aku dan kamu adalah dua ganjil yang tidak bisa menggenapkan. Adalah dua kata yang tidak bisa menjadi kita." -Lee Taehyung, 2020. START: 25 Juni 2020.