Hug Me, Oppa.

972 203 92
                                    

Sohyun kembali merasa tersentuh karena Taehyung benar-benar menjemputnya di rumah sakit sore ini. Pria itu bahkan membukakan pintu mobil dan memasangkan seatbelt untuknya. Meski sudah diijinkan pulang, namun tubuh Sohyun masih sedikit lemas dan jantungnya akan berdebar sangat keras setiap kali mengingat kejadian di kolam renang tadi pagi.

"Oppa, kita mau ke mana?" Sohyun cukup bingung karena Taehyung tidak melajukan mobilnya menuju rumah mereka. Melainkan ke arah lain.

"Ke rumah orang tuamu," Taehyung tidak menoleh sedikit pun. Masih fokus pada jalanan di depannya.

Lima belas menit kemudian Sohyun kembali bertanya karena dia tidak bisa menahan rasa penasarannya lebih lama lagi. Apalagi Taehyung juga tidak memberi penjelasan apa pun setelahnya.

"Waeyo? Apa Abeoji meminta kita datang?"

"Ani."

Taehyung menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah mewah berpagar hitam yang menjulang tinggi. Rumah yang tidak lain adalah tempat tinggal sang mertua.

"Tinggallah di sini untuk beberapa hari."

Sohyun mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia masih bingung dan tidak bisa menangkap maksud dari ucapan sang suami.

"Tinggallah di rumah orang tuamu dan jangan kembali ke rumahku sebelum aku menjemputmu."

"Tapi kenapa, Oppa? Apa ada sesuatu yang telah terjadi?"

"Aku muak melihatmu."

Sohyun membeku. Ucapan Taehyung barusan benar-benar menyakiti hatinya. Apa karena kecerobohannya tadi pagi, Taehyung menjadi semarah ini padanya? Tapi insiden tadi bukanlah hal yang sengaja Sohyun lakukan untuk mencari perhatian atau membuat masalah. Dia memang tidak bisa berenang.

"Aku telah mengirim beberapa bajumu ke rumah ini. Sekarang turunlah."

Bahkan Taehyung masih saja tidak menatapnya saat berbicara. Sohyun sungguh marah akan hal ini. Tapi rasa sedih yang ia rasakan jauh lebih besar dari amarahnya.

"Geure. Arrasseoyo," Sohyun mengangguk pelan dan mengulas senyum meski air matanya mulai berjatuhan. Ia tidak lagi menatap Taehyung dan fokus pada seatbelt yang sedang ia lepas. "Mianhaeyo. Sebagai seorang istri, aku tidak bisa melakukan apa-apa yang membuatmu senang. Aku hanya menyusahkanmu dan selalu membuat masalah."

Taehyung berusaha sekuat tenaga agar tidak menoleh menatap Sohyun. Meski suara serak wanita yang ada di sampingnya ini membuatnya sedikit merasa bersalah.

"Aku bukan Hwang Sohyun yang dulu. Setelah ingatanku hilang, ada beberapa hal yang membuat pola pikirku berubah. Katamu, pernikahan kita terjadi karena aku begitu mencintaimu dan memaksa orang tuaku agar menjodohkan kita. Kau bahkan kehilangan kekasihmu karena aku," Sohyun kembali menatap Taehyung setelah sebelumnya menghapus air matanya. "Tapi sekarang aku sadar, aku bersalah karena telah menghancurkan kebahagiaanmu. Oppa, kau tidak perlu menjemputku. Aku akan tinggal bersama keluargaku."

Ucapan Sohyun berhasil membuat Taehyung menatapnya.

"Oppa ... tolong urus surat perceraian kita. Aku tunggu," Sohyun tersenyum tulus. Membuka pintu mobil dan keluar begitu saja. Bahkan saat ia membuka pagar dan masuk ke dalam rumah, ia sama sekali tidak menoleh ke arah Taehyung lagi.

"SHIT!" Taehyung memukul kemudi. Mengacak rambutnya frustrasi karena ucapan Sohyun tidak ia prediksi sebelumnya.

Ia tidak bermaksud mengusir Sohyun. Taehyung hanya ingin menenangkan pikirannya dan ingin membuktikan pada Hoseok dan juga dirinya sendiri, bahwa apa yang Hoseok dan Seok Jin katakan di restaurant tadi pagi tidaklah benar. Perasaannya tidak berubah sedikit pun. Hatinya masih tetap menyimpan satu nama yaitu Shin Jeonkook. Taehyung hanya ingin menegaskan hal ini. Tapi mengapa Sohyun justru salah mengartikan maksudnya? Mengapa wanita itu justru ingin bercerai?

Black SwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang