Mr Perfectly Fine (18) - Mr. You Look Beautiful Tonight

1.3K 66 1
                                    

Apa ini saatnya aku bunuh diri?

***

Kutepuk pipiku dengan kasar, mimpi tadi malam belum juga berakhir hingga pagi menjelang. Mungkin ini sudah yang kesekian kali aku tampar diriku agar sadar dari kejadian tidak senonoh tadi malam.

Semua gara-gara si tuan menyebalkan itu! Malamku tadi sungguh tidak menyenangkan, belum lagi keesokan harinya—hari ini tepatnya aku ada janji temu dengan Peter entah mendiskusikan apa.

"Nastya? HEI NASTYA!"

Aku terkejut ketika Feri sudah ada tepat didepanku. Level halu-ku sudah di titik paling atas rupanya. Tuhan tolong aku.

"EH kapan lo kesini?" tanyaku basi basi, anggaplah aku pura-pura tidak tahu.

"Bos manggil."

"Manggil? Di jam makan siang gini?" ini sudah masuk jam makan siang, BAHKAN karena ketidak fokusan hari ini makanan ku pun belum juga selesai!

Ini parah, sepertinya aku harus rehabilitasi ke BNN, halu ini MEMBUNUHKU!

"Namanya juga bos, wajar dia manggil staf semuanya, dih sana kena SP 3 baru tau rasa lo."

"Wahh bercandaan lo ga lucu ya, kalau sampe gue dapet SP 3 mau makan apa gue nanti." kutatap tajam mata Feri, jujur membahas surat peringatan menjadi hal yang sedikit sensitif bagiku. Karena jika sampai aku keluar atau lebih parah di PHK dari tempat kerjaku ini, aku sudah tidak tau harus kerja apalagi.

Kutinggalkan Feri di kantin. Dengan mengumpulkan segala keberanian, kulihat kembali refleksi wajahku di kaca. Iya, aku mampir WC dulu bentaran. Setidaknya aku harus tampil rapi di hadapan bos.

"Oke Nastya, kamu nggak ngelakuin aneh-aneh kok, bos pasti ga akan diskusi macem-macem, calm and stay cool oke?"

Kuucapkan hal itu berulang-ulang, agar hatiku tenang dan juga sebagai penyemangat diri. Aku memang harus menyemangati diriku sendiri karena jikalau aku mendapatkan kabar buruk, hanya ada me and myself yang bisa menyemangati.

Sudah kubilang bukan kalau hal-hal yang berbau SP sedikit menggangguku? Aku tidak bodoh tentu saja menganggap remeh surat peringatan, apalagi aku sudah mendapat SP kedua, tidak mungkin untuk mengulang surat peringatan yang lainnya.

Suara salah satu bilik pintu terbuka, Claudia keluar dari salah satu bilik dengan membawa sebuah pouch yang ku asumsukan adalah make up.

Kuliat segala gerak-geriknya, mulai dari membereskan bedak, alis, dan terakhir lipstick. Aku ingin sekali mengikuti apa yang dilakukan Claudia itu, tapi aku masih dilanda ketakutan, rasa nya tidak mungkin aku bisa berdandan disaat sebentar lagi adalah hari baik atau buruk untukku.

"Good luck Nastya."

Aku tau, Claudia pasti mendengarkan gerutuanku tadi, dan tidak aneh juga bukan kalimat itu keluar dari mulutnya? Tapi alih-alih terdengar menyemangati, terdengar jelas bahwa Claudia seperti mendoakanku yang tidak baik dibalik kalimat penyemangatnya itu.

Bersikap masa bodoh, kuambil dengan kasar lipstick Claudia lalu kupakai, merah, warna lipstik yang jarang sekali kupakai. Setidaknya warna ini bisa menjadi tamengku didepan bos nanti.

"Hei!"

"Terima kasih, bye." ucapku lalu memberikan lipstik merah itu kepada yang punya.

Sebelum ku ketuk pintu, kucoba untuk hela nafas dan kukeluarkan dengan tenang, lalu setelahnya kuketuk pintu hingga suara Peter terdengar.

"Duduk Nastya."

"Baik pak." jawabku dengan nada berusaha untuk tak gentar.

Peter duduk dengan tenang, dengan sesekali tersenyum menatapku, aku kaget dan takut melihatnya tersenyum seperti itu. Entah apa yang akan terjadi padaku hari ini.

Mr. Perfectly Fine [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang