1

5.7K 305 31
                                    

Welcome to my story'

Happy reading

***
Kring kring

Suara bel pertanda jam istirahat sudah berbunyi, saat yang paling membahagiakan untuk cacing-cacing dalam perut murid-murid SMA Diamond's high school. Begitupun dengan Aurora dan teman-teman barunya dikelas.

Saat akan beranjak dari tempat duduk, seorang cowok dengan tatanan rapi menghampiri meja Aurora dan Nesa.

"Hy, Gue Niko ketua kelas!" sapa Niko pada Aurora sambil menjulurkan tangannya pada Aurora, Aurora dengan senang hati menerima uluran tangan Niko, toh juga mereka akan berteman pikirnya. "Aurora!" jawab Aurora lembut.

"Anjay, tangan sama suaranya lembut bet bre!" pekik Niko membuat Aurora terkejut dan terkekeh pelan.

"Hy gue Andre!" ucap Andre masih dibangkunya, Aurora tersenyum menghadap Andre lalu mengangguk. 

"Gue Yusril," sapa satu cowok lagi, lagi dan lagi Aurora mengangguk lalu tersenyum.

"Hy gue Nela,"

"Dan gue Neli," ucap si kembar, Aurora sempat melongo karna wajahnya sangat sama. Lalu Aurora tersenyum mengangguk.

"Kekantin kuy, gue traktir deh!" ucap Andre, semuanya menoleh pada Andre yang notabennya pelit sekarang malah royal kek bank mekar. Aurora yang tidak tau menahu tentang Andre pun mengangguk antusias lalu menarik pergelangan tangan Andre.

"Eh ... Eh pelan-pelan Aurora!" kejut Andre saat dikoridor sekolah, Aurora tidak menggubris ia tentap menarik tangan Andre agar segera sampai kantin, persetan dengan image dia lapar saat ini.

Saat sampai dikantin tatapan mata mereka tertuju pada bangku kosong didekat segerombolan cowok. Ralat bukan mereka tapi hanya Aurora, Aurora menyeringai lalu berjalan cepat menarik Andre, dengan teman-temannya yang mengekor lewat belakang.

"Eh-eh Ra meja yang lain aja jangan disitu," bisik Andre merasa takut yang benar saja ia harus berdekatan dengan macan SMA Diamond's high school yang bahkan satu orangpun tidak berani berdekatan atau duduk dengan mereka.

"Ih ... Ora mau disana, kalo nggk nangis ni!" rengek Aurora bak anak kecil yang meminta mainan kepada ayahnya, pipi yang sengaja ia gembungkan terkesan sangat menggemaskan.

"Aduh gemes banget sik," ucap Andre sambil mencubit pipi chubby Aurora, hingga sang empu yang punya pipi mengaduh kesakitan.

"Ih jangan dicubit dong, sakit!" ujar Aurora sambil mengusap pipinya yang memerah, perdebatan dua orang beda jenis itu tak luput dari pandangan seisi kantin. Bahkan ada yang tidak segan-segan memfoto dan meneriaki mereka.

Aurora melirik meja disebelahnya, yang diisi oleh kumpulan cowok yang rata-rata tampan semua. Ia tersenyum devil, lalu dengan sengaja menoleh kearah meja itu, tersenyum manis dan melambaikan tangan. Karena berdepatan dengan mereka yang menatapnya.

"Rencana selanjutnya dimulai," batin Aurora.

"Lo mau pesen apa Ra?" tanya Andre, Aurora menoleh lalu tersenyum pada Andre, baik sekali teman barunya ini. Aurora nampak berfikir sejenak, mengetuk bibirnya dengan jari telunjuk.

"Bakso sama susu rasa apel," jawab Aurora sambil cengengesan. Tak lama setelah Andre pergi, teman-temannya yang lain menyusul kemeja Aurora.

"Mm Ra, pindah Yuk! Lo nggk takut apa sama mereka?" tanya Nesa yang baru saja duduk sambil melirik ke meja samping, Aurora menaikan sebelah alisnya bingung. "Takut kenapa?" bukannya menjawab malah balik bertanya, itulah Aurora. Aurora si drama Queen.

AKSA'RORA: Dendam (TAHAP REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang