Happy reading
"Dekapan Aksara!"
✿Aksa'Rora✿
Seorang gadis tengah mengerjapkan matanya, ia tidak tau sekarang ia tengah berada dimana. Hanya sebuah hamparan rumput dan kekosongan yang ada. Cahaya terang yang bersinar dari setiap rumput membuat nya sedikit silau, hingga menyipitkan matanya.
Gadis yang tak lain ada Aurora mengerutkan keningnya, "Gue dimana?" tanya Aurora pada diri sendiri.
"Ora," panggil seseorang dari belakang. Aurora terdiam, seperti pamiliar dengan suara itu. Dan panggilan itu.
Aurora membalikan badannya, matanya memanas memandang seseorang yang telah lama hilang meninggalkan nya, kini tengah berdiri didepannya. "Rean," lirih Aurora dengan air mata yang membendung.
Seseorang yang tak lain adalah Arean Neslan Abimanyu itu mengangguk. Ia mengusap air mata yang mengalir bak sungai di pipi Aurora.
"Kok nangis?" tanya Rean, ia menangkup pipi Aurora dengan tangannya yang terasa dingin. Aurora menggeleng, ia mencoba menetralkan suasana.
"Ini bener? Yayan nya Ora?" tanya Aurora mengelus rahang tegas Rean. Rean mengangguk, ia mengelus rambut Aurora dengan sayang. Menyalurkan ketenangan untuk meredakan tangis Aurora.
"Yayan kenapa tinggalin Ora?" sambung Aurora dengan pandangan yang sendu. "Kenapa Yayan tega biarin Ora sendiri?"
Rean segera mendekap tubuh mungil Aurora, mengelus punggung gadis itu yang kini tengah bergetar. "Jangan nangis!" ucap Rean menenangkan.
"Kenapa Yayan tinggalin Ora?"
"Kenapa Yayan ... ?"
"Salah Ora apa? Hiks."
Aurora terus saja mengoceh sambil menangis terisak. Ia tidak pernah menyangka bahwa ia akan bertemu lagi dengan Rean, Yayan nya.
"Yayan nggak bakalan ninggalin Ora lagi kan?" tanya Aurora mendongakkan kepalanya. Ia menatap sendu mata sayu milik Rean.
"Ora," panggil Rean dengan suara tercekat. Aurora menaikan alisnya, posisinya masih didalam dekapan Rean. Sungguh, ia nyaman dengan posisi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSA'RORA: Dendam (TAHAP REVISI)
Teen FictionNo Plagiat Cerita ini menceritakan tentang seorang gadis yang bernama, Aurora Queen'silia Reganta, yang ingin membalas dendam atas kematian kekasihnya. Bersikap polos dan menggemaskan hanyalah menjadi topeng keganasan dalam dirinya. Seringkali ia d...