Happy reading
"Terulang kembali!"
Arean - Areon
✿Aksa'Rora✿
Aurora tengah tersenyum-senyum sendiri didepan cermin kamarnya. Dengan balutan dress selutut berwarna putih motif bunga. Ia memutar-mutar tubuhnya sambil tertawa pelan.
Aurora mengambil handphone nya dan menggeser layarnya, mencari kontak seseorang untuk ia telpon.
"Hallo dengan Yayan nya Ora disana?" sapa Aurora saat panggilannya diterima oleh seseorang yang tak lain adalah Arean Neslan Abimanyu.
"Iya, dengan Yayan nya Ora disini. Ada apa gerangan?" jawab Rean dengan kekehan.
Aurora tertawa. "Ora nya Yayan udah siap ni! tinggal capcus," ujarnya bersemangat.
Terdengar suara Rean tertawa pelan, "Oke, Yayan nya Ora udah mau OTW nih! Tunggu bentar ya tuan putri!" jawabnya.
"Emang Yayan lagi dimana? Lagi apa?" tanya Aurora duduk di bangku depan meja riasnya. Ia menyisir pelan rambutnya dengan jari, tak lupa dengan handphone yang tertempel ditelinganya.
"Gue udah di garasi sayang, ngeluarin motor. Lo beneran udah siap? Ceper banget. Nggak sabar ya?" goda Rean sambil terkekeh pelan.
Aurora tersenyum geli, "Yayan bisa aja. Ya udah, cepet sini! Ora udah cantik ni!" ucapnya pede.
"Dih, iya-iya ini mau jalan." ujar Rean. "Tu, denger kan?" sambungnya saat setelah suara deru motor terdengar diindra pendengaran Aurora.
"Ya udah Ora matiin ya, Ba--"
"Nggak usah dimatiin, gue pakek earphone kok!" sela Rean membuat Aurora mendengus.
"Ya udah ati-ati, jangan ngebut-ngebut oke!" peringat Aurora disambut kekehan kecil dari Rean.
Aurora terus saja menggoda Rean yang katanya sudah setengah jalan, sesekali ia membuat Rean rertawa dengan tingkah konyolnya yang menggemaskan. Ia bisa menebak, pasti Rean tengah membayangkan ekpresinya saat ini.
Aurora tersenyum saat mendengar tawa renyah Rean. Baginya, tawa Rean adalah candu yang selalu ia nikmati.
Dor
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSA'RORA: Dendam (TAHAP REVISI)
Novela JuvenilNo Plagiat Cerita ini menceritakan tentang seorang gadis yang bernama, Aurora Queen'silia Reganta, yang ingin membalas dendam atas kematian kekasihnya. Bersikap polos dan menggemaskan hanyalah menjadi topeng keganasan dalam dirinya. Seringkali ia d...