10

2.9K 168 12
                                    


Happy reading 😊

"Mati kutu kan Lo!"
|
Aurora Queen'silia Reganta

✿✿✿

"Ma-mama? Maksudnya?" tanya Gibran sambil mengedipkan matanya beberapa kali. Gita terkekeh pelan, ia mengusap Surai lembut Aurora yang masih memeluknya erat.

"Iya sayang, ini adik kamu. Aurora!" tutur Gita lembut, "Rora masuk dulu yuk, istirahat pasti capek kan?" lanjut Gita sambil menuntun Aurora keruang tamu. Senyumnya tidak pernah luntur sejak kedatangan Aurora tadi.

Gibran mengikuti mereka dari belakang, ia sedang berfikir keras saat ini.

"Ma-mama, Aurora. Mamanya Aurora, Tante Gita?. Ya kali. Bukannya mama Aurora itu Regita?!. Tapi tunggu Regita Re-Gi-ta."

"Re-Gi-ta! Regi-ta. Re-Gita, Re--"

"Anjing, jadi nama panjang tante Gita itu Regita Queen'silia Reganta, mamanya Aurora Queen'silia Reganta, kok gue nggk tau. Oh may god! Ja-jadi, selama ini papa nikah sama idola gue."

"Mampus, manah gue kasar banget lagi sama dia. Bisa dicap fans durhaka gue. Eh anjir jadi sekarang Mama Aurora mama gue jugak dong. Jadi Regita Queen'silia Reganta mama gue jugak dong,"

"Wah judulnya idola gue mama gue ni xixi! Anjing seneng gue!" Gibran terus membantin, sesekali ia terkekeh pelan dengan angannya sendiri.

"Gibran, mau kemana nak?" ujar Gita membuyarkan lamunan Gibran, Gibran menoleh lalu tersenyum kikuk. Ia tidak tau harus bersikap bagaimana sekarang, apa ia harus bersikap seperti biasa. Bersikap kasar, dan acuh dengan Gita. Oh tidak bisa seperti itu dong, nanti dicap sebagai anak durhaka. Ck udah ngaku aja Lo Gib.

"Bang Gibran kenapa?" gumam Aurora yang masih bisa didengar oleh Gita, ia terkekeh pelan. Anak perempuannya tidak akan pernah berubah, setiap laki-laki yang sebaya dengannya selalu saja Ia memanggilnya dengan sebutan 'Abang'.

"Ng-nganu, itu, apa namanya. Itu Tan eh Mah-eh kok!" gagap Gibran, Ia menelan salivanya kasar menatap gugup Gita yang terlihat sedikit terkejut dengan panggilan reflek yang ia sebut tadi.

"Ap-apa Gib-Gibran, tadi ngomong apa nak?" tanya Gita ikut tergagap, matanya sedikit berbinar. Aurora yang melihat itu menampilkan senyum smirk nya.

"Jilat ludah sendiri kan Lo!" batin Aurora cekikikan. Lihat saja nanti, bahkan Gibran tidak akan bisa lepas dari dirinya besok. Lihat saja nanti.

"Mmm ... Nganu i-itu," anjing kenapa lidah gue mendadak Tremor gini Sik. Lanjut Gibran lancar dalam hati, padahal mah mulutnya gagap.

"Bang Gibran lagi latihan jadi Aziz gagap ya bang?" ucap Aurora, Gibran meringis pelan. Memang benar yang dikatakan Aurora, sekarang ia seperti Aziz gagap sang pelawak kondang.

"Eng-enggak kok Ra!" jawab Gibran tersenyum kikuk, sungguh ada rasa bahagia, malu, dan takut yang terpancar waktu yang bersamaan. Bahagia karena Regita sang idola adalah mama nya walaupun mama tiri, Malu karena ia menjilat ludahnya sendiri yang mengatakan bahwa ia sangat membenci Gita, dan takut kalau Gita membencinya karena perbuatan yang ia perbuat kepada Gita. Mulai dari membentak, menepis tangannya kasar, dan berkata-kata kasar. Sungguh ia menyesal sekarang.

AKSA'RORA: Dendam (TAHAP REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang