42

1.9K 111 6
                                    

Hiks nggak nyangka udah di part 42 aja!! Gini ni kalo nggak fokus ...

Maaf baru up sekarang, soalnya author banyak kerjaan. Plus. Lagi ujian jugak!!

Ini author bela-belain nihh nulis, partisipasi nya dong. Komen kek!!

Aurora_Queen'siliaAgrha

Aurora_Queen'siliaAgrha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading

"Segalanya akan berubah."

Aksa'Rora

Suasana yang begitu menegangkan tengah terjadi di basecamp Gideón. Tidak ada satupun orang yang berani membuka atau mengeluarkan suara.

Gibran menatap datar laptop yang kini menayangkan rekaman CCTV di luar sekolah. Dengan rahang yang mengeras, ia mengepalkan tangannya. Membanting laptop yang berada di hadapannya hingga hancur.

"Brengsek!" umpat Gibran dengan emosi yang sudah sampai ke ubun-ubun. Melihat adiknya yang tidak sadarkan diri, dan di bawa paksa oleh mereka membuat pikiran Gibran kalang kabut. Ini tidak bisa di biarkan.

"Siapin pasukan! Kita serang mereka sekarang, " perintah Gibran dengan mutlak.

Zian, Zidan, dan Zayan mengangguk. Ketiganya segera berpencar. Mengabarkan setiap anggota Gideón untuk segera berkumpul di ruang aula.

"Bang, ada kotak lagi." Ucap Zian menyodorkan sebuah kotak ke depan Gibran.

Gibran menatap kotak tersebut dengan tajam. Seperti kotak-kotak yang sebelumnya mereka temukan. Kotak tersebut berwarna hitam dan berbau anyir.

"Kanfa, buka!" titah Gibran yang di angguki oleh Kanfa.

Kanfa membuka kotak tersebut dengan hati-hati. Ia melirik ke dalam, seperti kotak-kotak sebelumnya juga. Isi dari kotak tersebut adalah seekor bangkai burung gagak dengan duri landak yang menancap di sekujur tubuhnya.

"Kek biasanya!" ucap Kanfa dingin. "Tapi kali ini surat," sambungnya menarik sebuah surat yang berada di kepala burung.

Gibran segera merebut surat tersebut. Ia menatap sambil membolak-balik dengan alis yang mengkerut. Tumben sekali mereka mengirimi sebuah surat, biasanya foto Aurora. Tanpa pikir panjang, Gibran membuka surat tersebut. Seketika rahangnya mengeras. Suasana yang tadinya sudah reda, kini kembali terasa mencekam.

________________________________

Siapin diri kalian, Gideón bakalan hancur malam ini

AKSA'RORA: Dendam (TAHAP REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang