28

2K 129 0
                                    

Happy reading

Nulis dalam keadaan yang bisa dibilang nggak baik-baik aja. Dalam keadaan kurang enak badan, insecure, banyak masalah, beban tanggung jawab yang terlalu banyak, dan masih banyak lagi yang author pikirin saat ini.

Mohon kasih support ya gys, biar author semangat ngejalanin hidup😊

Yang baca bacotan ini, makasih😈

Makasih yang udah stay🥂

Aksara_ReynandBgskra

Aksara_ReynandBgskra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aksa'Rora

Aksara tengah menatap gemas gadis yang tengah berputar-putar Ria didepan cermin toilet. Ia tersenyum tipis, melihat Aurora yang tengah tertawa melihat tubuh imutnya. Inget! Tipis, senyum tipisnya sampai dirinya saja tidak melihatnya.

Dengan dibaluti seragam sekolah Aksara yang kebesaran ditubuh mungilnya, Aurora nampak seperti anak kecil yang memakai pakaian ayahnya.

"Bang Aksa, Bang Aksa. Bajunya harum, pakek parfum apa?" tanya Aurora mengendus-endus seragam putih Aksara.

Aksara hanya melirik sekilas, perlukah ia menyebutkan namanya? Ah sangat ribet pasti pikirnya. "Hm!" jawab Aksara mengalihkan pandangannya dari Aurora.

Aurora mencebikan bibirnya, sedetik kemudian ia tersenyum manis sambil menatap Aksara. "Bang Aksa so sweet banget Sik," ujarnya malu-malu anjing.

"Hm." Lagi dan lagi hanya dibalas dengan deheman oleh cowok bermanik abu-abu gelap itu. Aurora menghela nafas nya, "Mm ... Rora punya gombalan buat Abang!" ujar Aurora mencoba menetralisir suasana.

Aksara menaikan sebelah alisnya, menanti Aurora melanjutkan ucapannya. Ralat, menanti Aurora mengeluarkan gombalannya.

"Kalok mata buat ngeliat. Otak buat mikir, mulut buat ngomong, telinga buat mendengar, dan hidung buat mencium bau--" Oke mulai sudah gombalan Aurora yang berbelit-belit, kalian ingat saat Aurora menggombali Aksara dikantin. Bahkan sekarang akan lebih rumit lagi, dengan rumus biologi yang bahkan anak IPS tidak pernah tau. Canda deng, nggak jugak kok.

Aksara mengerutkan keningnya, "Terus?" tanyanya datar.

Aurora tersenyum. "Mata Rora buat ngeliat bang Aksa, otak Rora buat mikirin bang Aksa, mulut Rora buat setia gombalin bang Aksa, telinga Rora buat denger bang Aksa ngomong, dan hidung Rora buat ngenalin baunya bang Aksa. Kek gini nih, emh ... Harum."

AKSA'RORA: Dendam (TAHAP REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang