12

2.9K 164 2
                                    

Happy reading 😊

"Memang sama tapi, beda orang!"
||
Aurora Queen'silia Reganta

✿✿✿

"BANG ANDRE HUA ... GUE KANGEN BANGET--" sama Hp Lo yang nggk pernah kosong kuotanya. Lanjut Aurora dalam hati, ia berteriak saat ia baru saja masuk kedalam kelas, ia langsung berhambur kepelukan Andre yang dibalas cepat oleh Andre. Nesa, yang sedari tadi berdiri sambil mengangkat tangannya hendak memeluk Aurora harus digantung oleh Aurora.

Nesa mencebikan bibirnya. "Aurora ih ... Gue jugak kangen tau sama Lo!" ucap Nesa lirih, ia menarik paksa Aurora dan membawanya kedalam pelukannya, Aurora hanya terkekeh pelan. Ia sangat beruntung mempunyai teman seperti mereka.

"Lama banget Lo ngilang, Lo tau kagak sik disini kita sampe lumutan nungguin Lo!" celetuk Yusril yang sedari tadi fokus dengan drama yang dibuat ketiga manusia alay dihadapannya.

"Emang kalian nungguin gue?" tanya Aurora polos, jangan lupakan puppy eyes yang membuatnya semakin menggemaskan.

"Hiya-hiyalah, Lo pikir kita kagak kangen apa!" ucap Nela yang diangguki oleh kembarannya, Neli.

"Oh ya ... Bang Niko mana?" tanya Aurora celingak-celinguk mencari keberadaan sang ketua kelas.

"Lagi ganti absen diruang guru!" jawab Yusril dengan memainkan handphone nya. Aurora mengangguk, ia duduk dibangkunya yang sudah dua minggu tidak ia tempati.

"REAN DIPANGGIL PAK SALEH DIRUANG OLAH RAGA!"

teriakan dari seseorang mengagetkan Aurora, bukan, bukan teriakan itu yang membuatnya kaget. Melainkan nama yang disebut oleh cowok tadi. Aurora mengedarkan pandangannya, hatinya menjerit saat mendengar nama itu. Nama yang selalu ada dalam hatinya, nama yang ia selalu ia sebut dalam batinnya.

"BENTAR!" teriak Andre

"HAH?" kaget Aurora, mengalihkan pandangannya kearah Andre. Andre memandang Aurora cengo, ada apa dengan gadis menggemaskan ini. Tanpa aba-aba Aurora kembali menubruk dada bidang Andre, memeluknya erat. Menyalurkan rasa rindu yang ia pendam hingga saat ini.

Andre mengelus Surai panjang Aurora. "Kenapa?" tanya Andre, Aurora mengigit bibir bawahnya, menahan rasa sesak dalam hatinya. Kenapa Andre dipanggil Rean? pikirnya.

"K-kok bang Andre dipanggil Re-Rean?" bukannya menjawab Aurora malah balik bertanya.

"Ohh ... Gue sering dipanggil Rean, sama temen-temen futsal gue!" jawab Andre santai, beda lagi dengan Aurora. Ia jadi teringat dengan Rean jika mendengar kata putsal, Rean sangat menyukai putsal dan bercita-cita menjadi pemain putsal internasional.

"K-kenapa?"

"Nama panjang gue kan Andrean Mahtama." Aurora terdiam, ia melepaskan pelukannya. Walaupun bukan orangnya namun hati Aurora cukup terobati dengan memeluk Andre yang dipanggil Rean oleh teman-temannya.

"O-oh!" lirih Aurora, ia berjalan duduk dibangkunya dengan tatapan kosong. Bahkan ketika guru sudah datang, ia hanya memandang kosong kearah papan tulis, guru menjelaskan saja ia tidak mendengarkan.

✿✿✿

"Weh ... Ssuutt, heh Gibran!" bisik Riksa disela-sela ia bergelut dengan kertas ujian dihadapannya. Saat di ini dikelas X1 ips 3, sedang diadakan ulangan dadakan oleh guru matematika, ibu Nurlaili. Gibran yang sedang fokus dengan kertas ulangannya hanya berdehem pelan, ia tau apa maksud Riksa.

AKSA'RORA: Dendam (TAHAP REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang