46

2.3K 116 8
                                    

Aksa'Rora 46 ...

Hari ini Author bawain link GC nih, siapa yang mau ikut? Join aja. Keuntungan:

Bisa nambah temen.

Bisa update seputar Aksara

Bisa ngebacot tanpa ada yang ngelarang

Bisa komen yang nggak suka alur Aksara.

GPP, kalian bebas. Join ya, Author maksa lho!!,

Link GC:

https://chat.whatsapp.com/G1q9SiJbJeCFvhU9CjFUXt

Ada yang kangen sama Aurora? Udah dua hari lho Aurora koma. Hiks, pasti si Aksa jadi kek kanebo kering nih.

Pokoknya kalian jangan lupa vote. Ada kabar gembira buat yang baca story' sebelah. Gempa sekarang udah tembus 1 k readers, achieve baru 11 part udah 1 k aja. Hhe, makasih ya ...

Komen dong, kangen ni sama suport kalian, kalo bisa komen di setiap paragraf okeh. Thanks sebelumnya ....

Udah lah, masih setia kan sama Aksara?

Masih GEMOY kan sama Aurora?

Udah nggak kesel kan sama Aurora? Aurora baik lho hhe.

Banyak cot ni Author. Ya udah lah, nih!! Baca ya!!!

Happy reading!!

"Kapan bangun?"

Aksa'Rora

Hening terjadi di dalam ruangan serba putih yang kini terdapat seorang gadis di dalamnya. Mata yang tertutup dan tubuh yang di penuhi oleh selang-selang kecil penopang hidupnya. Bau obat-obatan yang menyeruak tidak membuat gadis tersebut membuka matanya, bahkan mata itu tetap tertutup dengan damai tanpa beban.

Aksara menghela napas panjang, ia tersenyum paksa sambil membawa tangan Aurora ke dalam genggamannya.

"Kapan Lo bangun? Nggak capek tidur terus?" tanya Aksara membawa tangan Aurora ke bibirnya, mengecup tangan yang terbebas dari infus itu dengan lama, lalu membawa ke pipinya.

"Katanya Lo tidur cuman sebentar, kok sekarang lama?" tanya Aksara yang tentunya tidak di balas oleh Aurora.

"Ayo bangun, Lo nggak kangen sama gue?" tanya Aksara yang di jawab keheningan oleh Aurora. Mata yang dulunya selalu berbinar, sekarang redup. Hilang entah kemana.

"Hallo semua, Rora KAMBEK nih!"

"Kalo ada apel, Rora nggak mau yang lain."

"Bang Aksa, bang Gibran, Rora ikut ke basecamp ya!"

"Nggak. Rora marah sama Abang!"

"Rora juga suka tauran, hhe tauran di hatinya bang Aksa aja!"

Aksara tersenyum miris. Bayang-bayang Aurora saat ini memenuhi isi pikirannya. Dimana Aurora tersenyum dengan mata yang menyipit. Aurora yang menggemaskan ketika marah. Aurora yang menyayangi semua orang tanpa tau orang itu siapa. Aurora memang berbeda.

AKSA'RORA: Dendam (TAHAP REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang