Happy reading
✿Aksa'Rora✿
Seminggu sudah Aurora hanya rebahan di kasur, bayangkan saja bagaimana bosan nya dia. Bahkan untuk sekedar pergi ketoilet saja harus ditemani, sudah dipastikan bahwa semua itu dilakukan oleh keluarga Agraha.
Aurora berjalan dengan riangnya menuruni tangga, lengkap dengan seragam sekolahnya serta tas ransel mini berwarna hitam. Dimana buku Aurora? Jawabannya ada ditas Gibran, dan isi dari tasnya hanyalah handphone dan pulpen tidak lebih dari itu.
"Morning mom, dad. Abang-abangnya Ora yang gantengnya ngalahin Lee min ho!" sapa Aurora berjalan kearah ruang makan. Keempat orang yang sedang sarapan pun menoleh sambil tersenyum.
"Pagi juga sayang," jawab Gita mengecup pelan kening Aurora, ia mengambilkan piring Aurora dan menaruh nasi goreng berserta telur ceplok diatasnya.
"Nggak mau istirahat dulu aja Ra?" tanya Arga terselip nada khawatir dikalimatnya. Aurora menggeleng, memang lukanya belum sepenuhnya sembuh. Tapi perbannya sudah dibuka, hanya tersisa kapas kecil dikeningnya.
Aurora menggeleng. "Nggak mau. Lagian Rora udah sembuh kok bang, tenang aja. Rora jugak bosen dirumah, Rora pengen sekolah." Arga mengangguk, ia melanjutkan makannya yang tadi sempat tertunda.
"Gibran jangaiin adeknya ya sayang,"
Perintah Gita dengan mengusap pelan kepala Gibran yang berada disampingnya. Gibran mengangguk, ia tidak bisa menjawab karena mulutnya penuh makanan."Udah selesai?" tanya Gibran, Aurora mengangguk.
"Yuk berangkat!" Lanjutnya menarik tangan Aurora, Aurora mengambil beberapa buah apel dari meja makan dan memasukkan nya kedalam tas.
"Assalamualaikum mah-pah, Rora sama Abang berangkat!"
"Waalaikumsalam, Iya hati-hati."
✿Aksa'Rora✿
"Morning everyone!" pekik Aurora memasuki kelasnya.
"Bang Andre, Rora minjem hp boleh?" tanya Aurora dengan puppy eyes nya. Andre mengangguk ia memberikan handphonenya ke Aurora lalu melanjutkan aksi mengerjakan pr-nya. Jangan ditiru ya ges! Biadab emang!.
"Udah jadi PR Lo?" tanya Andre tanpa menoleh kearah Aurora, Aurora mengangguk. Semalam ia mengerjakan pr-nya bersama Arga, sebenarnya hanya Arga yang mengerjakan, kerjaan Aurora hanya tiduran sambil bermain handphone.
"Dih! Emang pr apa sik?" tanya Niko menyepelekan, Andre melirik sekilas. "Matematika!" jawabnya datar.
"Beneran njir, gue belom ngerjaiin BANGKEK. Mampus deh gue sama sik Laili!" kejut Niko mengeluarkan buku matematikanya dari dalam tas, ia merebut paksa buku yang ada dihadapan Andre lalu menyalinnya dengan cepat.
"Untung udah selese!" gumam Andre mendengus kesal.
"Udah baikan Ra?" tanya Yusril menutup buku tugasnya, ia menatap Aurora yang sedang cekikikan tidak jelas melihat handphone Andre.
"Udah dong!" jawab Aurora tanpa menoleh kearah Yusril.
"Dih. Baikan apaan itu jidadnya masih ada tempelan!" sahut Nesa yang baru memasuki kelas, tadi samar-samar ia mendengar percakapan Aurora dengan Yusril.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSA'RORA: Dendam (TAHAP REVISI)
Fiksi RemajaNo Plagiat Cerita ini menceritakan tentang seorang gadis yang bernama, Aurora Queen'silia Reganta, yang ingin membalas dendam atas kematian kekasihnya. Bersikap polos dan menggemaskan hanyalah menjadi topeng keganasan dalam dirinya. Seringkali ia d...