Happy reading
"Akhirnya Official."
Aksara_RynandBgskra
✿Aksa'Rora✿
Kelima inti Gideón, kini tengah terduduk manis diatas motor masing-masing. Mereka tengah menunggu Aurora, yang katanya sedang pergi ketoilet.
Gibran mendengus, ia melirik jam ditangannya. "Lima belas menit!" gumamnya menghela napas panjang. Oke, dia masih tenang saat ini. Mungkin Aurora sakit perut, pikirnya.
"Lo semua pulang aja. Biar gue yang nungguin Aurora!" ujar Gibran tanpa menoleh kearah teman-temannya, tatapannya kosong kearah koridor yang sudah sepi.
Riksa menoleh kearah Gibran, "Nggak, kita barengan aja bos!" jawabnya sambil meneguk minuman kalengnya. "Sst anjir," gumam Riksa saat merasakan sensasi serak pada tenggorokan nya.
"Ni Aurora berak atau gimana sik?" ujar Kanfa menelisik sekelilingnya.
Rey mengangguk, "Maybe!" jawabnya dengan mulut yang mengigit kulit kuaci. Ia melempar kesembarang arah kulit kuaci yang sudah ia ambil isinya.
"Rey, tumben Lo pakek cincin?" tanya Riksa melihat ke jari manis Rey yang terpampang cincin.
Uhuk,
Rey tersedak, ia memukul-mukul dadanya sambil terbatuk kecil. "Nape Lu?" tanya Kanfa sedikit curiga. Pasalnya, Rey sangat jarang memakai aksesoris.
"It-itu, anu. Apa namanya, cin-cincin Mak gue. Ah iya, cincin Mak gue!" ujar Rey menetralkan raut wajahnya.
Riksa menyerngit, "Gelagat Lo mencurigakan Rey!" ujarnya menatap Rey datar.
Rey meneguk salivanya kasar, bisa mati ia jika mereka tau tentang cincin yang ia pakai saat ini. "Terserah!" oke keluar sudah kata-kata legend Rey.
"30 menit," celetuk Aksara dengan aura dinginnya. Gibran melirik kejam tangannya. Ia segera berlari kearah koridor, diikuti Aksara dan ketiga inti Gideón lainnya.
"Rey, Riksa, Kanfa. Cari ditoilet atas!"
"Gue sama Aksa, toilet bawah!" instruksi Gibran yang diangguki oleh keempatnya. Mereka segera berpencar, mencari toilet yang memang terletak disudut-sudut koridor.
Gibran berlari tergesa-gesa, pirasatnya mengatakan bahwa Aurora sedang tidak baik-baik saja. Ia hanya takut kejadian beberapa minggu lalu terulang lagi, dan itu sangat menyakitkan bagi Gibran. Melihat adiknya berlumuran darah, dengan isakan tangis dan wajah pucat pasinya membuat hati Gibran gundah gulana. Puitis njir!.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSA'RORA: Dendam (TAHAP REVISI)
Teen FictionNo Plagiat Cerita ini menceritakan tentang seorang gadis yang bernama, Aurora Queen'silia Reganta, yang ingin membalas dendam atas kematian kekasihnya. Bersikap polos dan menggemaskan hanyalah menjadi topeng keganasan dalam dirinya. Seringkali ia d...