5

3.4K 188 3
                                    

Happy reading

"LDR yang paling berat itu, bukan kota antar kota, atau negara antar negara. Tapi LDR yang paling berat adalah ketika kita tidak bisa bersama dengan menelan kepahitan yang jelas-jelas sudah terasa. (lDR yang paling menyakitkan Berbeda Alam dan berbeda keyakinan)"
|
Aurora Queen'silia Reganta

***
"Bun Aksa pergi keluar bentar!" ucap seorang cowok dengan menggunakan pakaian casual dan jaket denim yang melekat ditubuhnya. Aksara, yah cowok itu akan pergi ke markas utama Gideón.

"Jangan malem-malem pulangnya!" tegur sang bunda sambil mengangguk singkat, Aksara mengangguk lalu menyalim tangan Sintia--bundanya. Ia lalu berjalan keluar mansion yang bernuansa suasana klasik di Italia. Aksara menyalakan mesin motor sport KLX miliknya yang berwarna hitam bercampur merah darah, dengan stiker bertuliskan Gideón dengan lambang burung gagak.

Oh ya sekedar informasi, Gideón gank no 1 di Indonesia, yang memiliki lebih dari 800 orang anggota (itu anggota dari tahun yang lalu, atau bisa disebut senior. Dan anggota sekarang hanya berjumlah sekitar 106 orang), berdiri sejak tahun 90an. Dipimpin oleh seorang cowok kolomerat yang bernama Gibran Araka Agraha dan wakilnya Aksara Reynand Bagaskara. Gideón sendiri berarti kematian, berlambang burung gagak sebagai simbol pertanda adanya kematian. Kalian pasti tau bukan.

Oke back to topic. Aksara menjalankan motornya dengan kecepatan sedang, menikmati semilir angin yang menerpa wajah dan rambutnya. Memang dia tidak memakai helm saat ini, tanpa peduli dengan keselamatannya atau pun polisi. Toh kalo ditilang tinggal sebut marga keluarganya. Fiks polisi langsung ciut,

Perlu kalian tau juga, kakek dari Aksara Juanda karta Bagaskara adalah seorang komandan senior tentara Indonesia, namanya sangat disegani bahkan sampai negara luar. Sikapnya yang tegas, dan pembawaannya yang tenang, adalah salah satu ciri khasnya. Tidak hanya itu istrinya atau nenek dari Aksara Dian Kusumo Bagaskara adalah seorang tentara Wanita, perlu kalian tau mereka bertemu disaat Dian sedang menjalani pelatihan. Saat mereka menikah nenek Aksara lebih memilih melanjutkan bisnis papanya yang terbengkalai, oleh sebab itu ia berhenti jadi tentara dan membangun perusahaan ayahnya. sedangkan kakek Aksara-- kembali bertugas menjadi abdi negara. Walaupun terbilang sering renggang dan jarang menghabiskan waktu berdua kakek dan nenek Aksara selalu terlihat mesra dan baik-baik saja hingga saat ini. Saat anaknya Reynand Bagaskara--putra tunggalnya sudah besar bahkan memiliki 2 putra yang hampir sama dengan kepribadiannya.

Back to topic...

Tepat saat didepan sebuah gedung besar yang terdapat ditengah-tengah hutan, terdapat banyak motor dan mobil diparkiran. Tepatnya di basecamp anak-anak Gideón, mungkin anggota yang lain lagi pada ngumpul, pikir Aksara. Langsung saja Aksara masuk tanpa permisi atau mengetuk pintu toh udah biasa. Nggk sopan Sa!

"APA-APAAN NI!" teriak Aksara menggema dipenjuru ruangan, gimana nggk teriak. Keadaan markas seperti kapal pecah, dan terdapat anggotanya yang sedang duduk melingkar disofa dan memperlihatkan wajah serius mereka.

Teriakan Aksara membuat semua asitensi mengalih padanya, bisa mereka lihat rahang Aksara yang mulai mengeras pertanda ia sedang menahan emosi. Gibran masih setia dengan wajah datarnya, duduk dikursi singgle.

"Siapa pelakunya?" tanya Aksara sambil duduk disebelah kanan Gibran, ia masih mengamati seluruh isi markas yang sudah hancur. Meja yang semula rapi kini berantakan, sampai ada yang patah, kaca ruang Gim pecah, banyak bercak darah disana sini sepertinya darah hewan, jaket kebanggan mereka sudah dirobek-robek tidak berbentuk, dan satu lagi ada benda diatas meja yang berada ditengah-tengah mereka duduk. Duri Landak, ya ada beberapa duri landak dan secarik kertas.

AKSA'RORA: Dendam (TAHAP REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang