14

2.6K 159 4
                                    

Happy reading 💕

Minggir part ini area orang yang humornya receh. You no that Receh. Siapkan mental kalian!

"Suudzon yang trainee idol tu!"
||
Aurora Queen'silia Reganta

✿✿✿

"ABANG CEPETAN KITA UDAH TELAT INI!" teriak Aurora sambil berlari menuruni tangga, semalam ia tidak bisa tidur. Jadilah ia maraton drakor bersama abangnya, Arga sampai jam 3 malam.

"Astaga ... Aurora jangan lari-la--"

Bruk

"HUA MAMA!"

Saat sampai dianak tangga terakhir, Aurora terpeleset. Ia terjatuh dengan keadaan terduduk, untung tidak guling-guling, eh maksudnya dari atas hehe.

"AURORA!" pekik semua orang yang berada di ruang makan. Mereka melihat sendiri bagaimana Aurora terjatuh, buru-buru mereka menghampiri gadis menggemaskan itu.

"Nah kan, apa tadi mama bilang. Jangan lari-lari, Lo sik Ngeyel! Hm ... Nangess ... Nangess!" omel Arga, bukannya menolong malah ngomel.

"Sini sayang, papa bantuin!" ucap Bian sambil merentangkan tangannya kearah Aurora, dengan cepat Aurora menerimanya dan berdiri. Ia masih menangis, inget jatuh dari tangga itu lebih menyakitkan dari pada jatuh dari motor. Canda motor! Hhe.

"Papa liat tu, masak Ora diomelin padahal lagi jatoh gini!" adu Aurora sambil mencebikan bibirnya, Bian terkekeh. Anak barunya ini memang sangat menggemaskan, apa lagi jika sedang marah. Yah, memang sejak melihat kebahagiaan mama-nya, Aurora memutuskan untuk menerima Bian dalam hidupnya, dan memanggilnya dengan sebutan 'papa'.

Arga menjulurkan lidahnya. "Rasaiin!" ledeknya.

"Bener-bener Abang durhaka Lo!" ketus Gibran dengan bersedekap dada. Arga menoleh kearah Gibran lalu menunjukan kepalan tangannya. "Apa Lo!" ujarnya.

"Udah-udah, nanti kita kasih pelajaran sama bang Arga. Udah sekarang sarapan, terus berangkat sekolah!" lerai Bian sambil merangkul Aurora.

"Eh tunggu, bang Gibran kita udah telat! Ayok buruan." serkas Aurora sambil menarik  paksa tangan Gibran. Gibran hanya menurut walaupun tidak sarapan, kan nanti bisa bolos hhe.  Jangan ditiru ya temen-temen! jahanam memang ni orang satu.

"Mah, pah. Ora sama Abang berangkat dulu. Assalamualaikum!"

"Waalaikumsalam."

✿✿✿

Aurora berlari sepanjang koridor, ia sudah telat 15 menit. Untung saja Gibran dengan berbaik hati menyogok satpam sekolah demi meloloskan aksinya. Kalo tidak, bisa jadi monyet dadakan Aurora, karena memanjat pagar sekolah yang tingginya subhanallah.

BRAK

Aurora menendang keras pintu kelas, ia mematung ditempat saat melihat ada guru didalamnya. Sial, tadi Nesa mengatakan bahwa sedang tidak ada guru. Ia buru-buru berlari karena takut ketahuan guru piket. Kan berabe urusannya.

"Aurora, kenapa kamu menendang pintu sembarangan? kan kasihan pintunya. Manah kamu terlambat lagi, ini sudah 20 menit lebih kamu terlambat. Sekarang keluar, lari 20 kali putaran keliling lapangan upacara!" Aurora terbelalak mendengar ucapan sang guru Prakarya, Bu Anggie . Bisa mati ditempat Aurora jika berlari keliling lapangan yang luasnya setengah lapangan bola.

AKSA'RORA: Dendam (TAHAP REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang