Happy reading
"Terkadang kita harus melakukan hal yang bodoh, untuk mendapatkan apa yang kita mau!"
||
Aurora_Queen'SiliaaAgrha
✿Aksa'Rora✿
"Ra, inti Gideón lagi OTW kesana!"
Deg
Aurora memejamkan matanya, meredakan emosi yang tadi sempat meluap. Ia tidak akan berpikir jernih jika sedang emosi seperti ini.
"Gue harus apa bang?" tanya Aurora.
Reon berpikir sejenak, "Lo kabur aja Queen, ke kelas atau kemana gitu, yang penting jangan disana!" ujarnya dengan penuh penekanan.
"Mereka pasti bakalan curiga sama gue bang," ujar Aurora sedikit membentak. Ia melirik sekilas kedua teman Viera yang menunduk dengan tubuh yang gemetar. "Terus ni tikus gue apain bang?"
Reon menghela napas panjang. "Suruh mereka bawa tu cewek keluar dari toilet!"
Aurora mengangguk. "Lo, dan Lo. Bawa temen kalian keluar, dan kunci pintunya! Dan pastiin, nggak ada seorangpun yang liat kalian!" perintah Aurora pada Liana dan Nina.
Dengan tergesa-gesa, kedua gadis itu membawa Viera yang sudah pingsan dengan menyeretnya keluar dari kamar mandi. Kasian Lo Vier.
"Kok Lo suruh mereka kunci pintu?" ujar Reon dengan sedikit menyerngit.
Aurora menyeringai. "Pernah denger kata-kata pepatah. Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui!" ujarnya dengan sedikit kekehan.
"Lo jangan nekat Ra," ucap Reon yang mengerti arah pribahasa yang dimaksud oleh Aurora barusan.
Aurora tertawa pelan, "Gue harus lakuin apa yang seharusnya gue lakuin."
Tanpa aba-aba, Aurora segera mengisi ember dengan Air. Dengan tergesa-gesa ia menyiram dirinya dengan sekali guyuran. Reon membelalakkan matanya, "QUEEN LO JANGAN BODOH!"
"Inget Queen kita udah tau siapa pelakunya. Jadi kenapa harus nunggu lagi, kenapa kita harus jalanin misi lagi. Biarin identitas Lo terbongkar, toh jugak bakalan kejadian kan.jangan ngelakuin hal bodoh lagi Queen, Queen."
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSA'RORA: Dendam (TAHAP REVISI)
Fiksi RemajaNo Plagiat Cerita ini menceritakan tentang seorang gadis yang bernama, Aurora Queen'silia Reganta, yang ingin membalas dendam atas kematian kekasihnya. Bersikap polos dan menggemaskan hanyalah menjadi topeng keganasan dalam dirinya. Seringkali ia d...