Happy reading
"Siapa sangka kalau gue pelakunya?"
✿Aksa'Rora✿
Aurora memasuki kamar Gibran dengan sedikit mengendap-endap. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kamar Gibran. Sepi, tidak ada orang.
Aurora tersenyum miring. Ia mengeluarkan suatu benda dari kantong hoodie yang ia pakai. Ia memasukkan benda itu ke dalam laci nakas di samping ranjang Gibran.
Ia bertepuk tangan riang, bersedekap dengan smirk yang tidak pernah pudar dari bibirnya.
"Luka fisik, luka batin. Setimpal bukan?" gumam Aurora dengan wajah datarnya. Ini belum seberapa dengan apa yang Gibran lakukan terhadap dirinya dan -- Rean.
"Ini belom apa-apa Gibran. Tunggu, tunggu tanggal mainnya. Dan Lo, bakalan ngerasain apa yang selama ini gue rasain."
Aurora kembali menampilkan smirk nya, ia menepuk-nepuk tangannya. Seolah tengah membersihkan debu.
"Aurora?" Aurora terlonjak, ia mematung sesaat. Oh sial, itu suara Aksara. Sejak kapan Aksara ada di sana.
Aurora membalikan badannya, senyum miring tadinya terpatri kini berubah menjadi senyum manisnya.
"Bang Aksa," pekik Aurora berlari menuju Aksara yang tengah bersedekap di daun pintu.
"Ngapain disini?" tanya Aksara. Aurora meneguk salivanya kasar, ia tersenyum manis lalu menunjukan sesuatu yang tadi ia sempat bawa. Charger.
"Rora tadi abis nyari charger. Soalnya punya Rora ilang, jadi mau pinjem charger nya bang Gibran. Eh taunya Charger Rora juga ada disini, makanya Rora ambil." Jelas Aurora panjang lebar.
Aksara mengangguk, ia membenarkan tatanan rambut Aurora yang tergerai.
"Kamar?" tanya Aksara singkat. Aurora yang mengerti pun mengangguk, ia menggenggam tangan kekar Aksara. Berjalan menuju kamarnya yang terletak di sebelah kamar Gibran.
Aurora tersenyum miring di ambang pintu, menghela napas panjang lalu berjalan menuju kamarnya. Sejak tadi bayi besarnya sudah berteriak-teriak tidak jelas memanggil namanya.
"Udah bangun?" tanya Aurora saat melihat Aksara yang terduduk di tengah ranjang dengan tampang datarnya.
Aksara mengangguk. Tadi, saat ia terbangun dari tidurnya. Ia tidak mendapati Aurora di pelukannya, sudah di pastikan Aurora kabur. Langsung saja ia berteriak memanggil Aurora, dengan pintu yang terbuka bisa di pastikan kamar Aurora yang kedap suara tidak berfungsi saat Aksara berteriak tadi.
Aksara menepuk sisi ranjang, menyuruh Aurora untuk duduk. Aurora menurut, ia mendudukan bokongnya di sebelah Aksara. Membiarkan Aksara mengambil alih pahanya, yang kini sudah menjadi bantalan kepala Aksara.
"Jangan tinggalin gue kek gitu lagi! Ntar Lo ilang," ujar Aksara menenggelamkan wajahnya di perut Aurora. Aurora terkekeh, ia mengusap lembut rambut Aksara. Sungguh suatu pencapaian, Aksara berbicara 9 kata padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSA'RORA: Dendam (TAHAP REVISI)
Teen FictionNo Plagiat Cerita ini menceritakan tentang seorang gadis yang bernama, Aurora Queen'silia Reganta, yang ingin membalas dendam atas kematian kekasihnya. Bersikap polos dan menggemaskan hanyalah menjadi topeng keganasan dalam dirinya. Seringkali ia d...